DPR Setujui Rancangan APBN 2016

DPR Setujui Rancangan APBN 2016
DPR Setujui Rancangan APBN 2016

Dari 10 fraksi di Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR), sebanyak 9 fraksi menyetujui kesepakatan Panitia Kerja (Panja). 

Dalam postur anggaran terbaru, total belanja pemerintah senilai RP 2.095,72 triliun, dan pendapatan hibah Rp 1.822,6 triliun, dan defisit Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016 mencapai sekitar Rp 273,2 triliun. Untuk membiayai defisit 2,15%; pemerintah akan menarik utang senilai Rp 330,9 triliun. 

Sementara itu, pemerintah dan DPR menyepakati asumsi makro, seperti: pertumbuhan ekonomi 5,3%; inflasi 4,7%; dan nilai tukar rupiah Rp 13.900 per dolar AS

STOCK HIGHLIGHTS, 30 Oct 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 30 Oct 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 30 Oct 2015

  • Dewan Pengupahan DKI sepakat besaran upah minimum propinsi (UMP) untuk tahun 2016 nanti sebesar IDR 3.100.000,- 
  • Pada penutupan market kemarin (29/10) dolar AS menguat kembali sebanyak 162 poin ke level Rp 13.645 
  • Jokowi ke AS mendapatkan kesepakan kerja senilai US$ 20,075 miliar 
  • Matahari Putra Prima meresmikan toko baru di Balikpapan, Kalimantan Timur 
  • The Fed berencana akan menaikkan suku bunga pada Desember 2015 mendatang 
  • Bank Indonesia (BI) mengatakan akan menyiapkan pelonggaran kebijakan moneter 
  • Kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membuka peluang investasi asing lebih tinggi 
  • Acset Indonusa (ACST) membukukan penurunan Laba bersih sebesar 81,2% Yoy 
  • Semen Baturaja (SMBR) membukukan kenaikan pendapatan kuartal III 2015 26,44% Yoy 
  • Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membukukan penurunan pendapatan kuartal III 2015 senilai 86,8% 
  • Semen Indonesia (SMGR) berencana untuk melakukan revaluasi aset 
  • PT Timah Tbk (TINS) membukukan penurunan pendapatan sebesar 97,6% Yoy
  • PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) membukukan penurunan laba bersih sebesar 26,79 persen 
  • Investor Berpeluang Minati New Issuance PBS011 
  • Volume transaksi obligasi korporasi di pasar sekunder meningkat pesat menyusul sinyal kenaikan suku bunga the Fed pada Desember mendatang 
  • DPR Setujui Rancangan APBN 2016

BI Dorong Wakaf Sebagai Underlying Sukuk dan Capital Inflow Asing Rp 1,1 Triliun Sepekan

BI Dorong Wakaf Sebagai Underlying Sukuk
BI Dorong Wakaf Sebagai Underlying Sukuk

BI Dorong Wakaf Sebagai Underlying Sukuk

Untuk mempercepat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, Bank Indonesia (BI) mengajukan beberapa langkah dalam mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia salah satunya yang ditawarkan oleh Bank Indonesia (BI) adalah menawarkan aset wakaf sebagai underlying penerbitan sukuk bagi pendanaan bank. 

Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara menyatakan, bahwa pemanfaatan aset wakaf sangat penting untuk mendukung pemasukan bagi negara. Menurut BI, aset wakaf yang cukup besar dapat memberikan peluang signifikan bagi sektor keuangan Islam. Aset wakaf yang terkoordinir dengan baik, dapat menjadi aset risk financing penerbitan sukuk, yang kemudian dapat dipergunakan bank sebagai financing. Informasi BI menunjukkan potensi wakaf teregistrasi resmi oleh Badan Wakaf Indonesia mencapai Rp 300 triliun, dan yang belum terdaftar resmi mencapai Rp 2.400 triliun.

Capital Inflow Asing Rp 1,1 Triliun Sepekan

Kepemilikan investor asing dalam Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp 523,8 triliun per 15 Oktober, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR). Kepemilikan tersebut meningkat Rp 1,1 triliun dari pekan sebelumnya senilai Rp 522,6 triliun. Investor melakukan aksi beli selektif seiring apresiasi rupiah mencapai level Rp 13.405 per dolar AS Senin (12/10) lalu. Secara persentase, kepemilikan asing tersebut setidaknya stabil sekitar 38% dalam 7 pekan terakhir. Investor asing tetap mencermati yield atraktif sejumlah SUN, pasca seri benchmark 10-tahun kembali sentuh level yield relatif tinggi sejak seri ini diterbitkan Agustus 2013 lalu. 

Dengan menggunakan acuan benchmark 10-tahun, FR0070, kembali menyentuh yield tinggi 8,6% pada penutupan Jumat (16/10) lalu, berdasarkan data RHB OSK Securities Indonesia. Sejumlah investor merespon penurunan impor signifikan, yang mengindikasikan perlambatan ekonomi. Sebagai catatan, investor asing adalah sektor dengan porsi terbesar dalam SUN, setelah sektor perbankan, asuransi dan reksadana.

Pekan ini, investor mencermati lelang Sukuk PBS009 dan PBS006. Tenor pendek PBS009 (2,5-tahun) yang sempat bukukan yield atraktif di level 8,86% pekan lalu, dapat menjadi pilihan investor ditengah volatilitas yang lebar pada Sukuk tenor panjang. Sementara itu, yield yang lebih atraktif dan paling cepat membaik dibanding tenor pendek, investor juga dapat mencermati PBS006 (5-tahun) dalam lelang Sukuk Selasa (20/10) besok.

STOCK HIGHLIGHTS, 29 Oct 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 29 Oct 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 29 Oct 2015

  • The Fed masih akan membicarakan penetapan suku bunga 
  • Laba bersih Astra Agro Lestari (AALI) turun 39% 
  • Bank Central Asia (BBCA) pada kuartal III membukukan laba brsh IDR 13,4 Triliun 
  • Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pertumbuhan nilai pasar sebesar 20%
  • Laba XL Axiata (EXCL) membukukan pertumbukan laba sebesar 4% 
  • Laba bersih Bank QNB Indonesia (BKSW) pada kuartal III naik 93,19% 
  • Ace Hardware (ACES) menargetkan untuk merealisasikan setengah dari target capital expenditure 
  • BCA membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,6% YoY 
  • Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan merevaluasi asetnya tahun ini 
  • Bank Tabungan Negara (BBNI) bekerjasama dengan Jakpro untuk mengembangkan bisnis properti di Jakarta 
  • Matahari Department Store berencana untuk mengakuisisi 5% tambahan saham di MatahariMall.com  
  • Lippo kerasama dengan Mitsubishi 
  • Wika Beton menargetkan IDR6 Triliun dari proyek HST 
  • Peringkat Indonesia naik di Ease of Doing Business Improves (EODB) 


Pemerintah Akhirnya Terbitkan PP Pengupahan

Pemerintah Akhirnya Terbitkan PP Pengupahan
Pemerintah Akhirnya Terbitkan PP Pengupahan

Pemerintah akhirnya mengesahkan PP No 78/2015 tentang pengupahan buruh seperti janji pemerintah di paket ekonomi IV. PP ini sudah menggunakan formula baru yang mana formula tersebut menggunakan angka inflasi nasional serta pertumbuhan ekonomi nasional sebagai variabel utama dalam perhitungan kenaikan upah minimum.

Dengan disahkannya PP tersebut maka upah buruh akan ditentukan berdasarkan formula upah minimum yaitu: 

UMP tahun depan =  UMP tahun berjalan + (inflasi + pertumbuhan ekonomi x UMP tahun berjalan)

Menteri Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Hanif Dhakirimenyatakan PP ini akan berlaku tahun 2016, dan kepala daerah diberikan tenggat waktu hingga tanggal 1 November untuk menyusun UMP tahun 2016 sehingga bisa diumumkan awal November ini.

STOCK HIGHLIGHTS, 28 Oct 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 28 Oct 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 28 Oct 2015

  • Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan selama Federal Open Market Committee (FOMC) 
  • Semen Indonesia prioritaskan Pasar Domestik 
  • Harga emas ANTAM masih berada dikisaran harga IDR 559.000 per gram 
  • Malindo (MAIN) menetapkan harga right issue pada IDR1,200 
  • XL Axiata (EXCL) mempercepat pembayaran hutang USD dari Royal Bank of Scotland (RBS) sebesar USD 100 juta 
  • SAMPOERNA AGRO (SGRO) Siapkan dana IDR 305 Miliar untuk buyback saham 
  • Jasa Marga (JSMR) mengalokasikan IDR 14 Triliun untuk belanja modal 
  • Laba Unilever sedikit meningkat 3,3% 
  • Defisit anggaran mencapai 2,7% dari PDB 
  • BKPM menyatakan bahwa Jokowi membawa pulang investasi dari AS senilai USD 2.4 Billion 
  • Pada lelang SBN kemarin, peserta Lelang Minati FR0056 
  • Transaksi kembali mengerucut pada Obligasi AAA Pembiayaan Adira Finance Turun 
  • XL Axiata (EXCL) berencana untuk menerbitkan sukuk ijarah berkelanjutan I dengan nilai IDR 1.5 Triliun

STOCK HIGHLIGHTS, 27 Oct 2015

  • STOCK HIGHLIGHTS, 27 Oct 2015
    STOCK HIGHLIGHTS, 27 Oct 2015
  • Bumi Serpong Damai (BSDE) menunda peluncuran dua proyek
  • Summarecon meluncurkan tiga proyek di akhir tahun ini
  • Pembangunan Perumahan dan Adhi Karya telah menetapkan capex 2016
  • Revisi daftar hitam investasi di e-commerce
  • Jasa Marga Tbk (JSMR) akan melakukan rights issue tahun depan
  • Harga emas Antam hari ini naik jadi Rp 559.000
  • Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 11,95 triliun
  • Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 10,98 triliun
  • Bank Mandiri Tbk (BMRI), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 10,34 triliun
  • Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 2,95 triliun
  • Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 2,46 triliun
  • Bank Tabungan Negata Tbk (BBTN), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 830 miliar
  • Bukit Asam Tbk (PTBA), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 790 miliar
  • Jasa Marga Tbk (JSMR), mencatatkan laba bersih semester-I 2015 Rp 590 miliar
  • Penurunan Yield Warnai SUN Tenor Panjang
  • Fitch Tegaskan Peringkat Sritex di A
  • Pemerintah Akhirnya Terbitkan PP Pengupahan

BI Perkirakan Inflasi 2015 Capai 3,6%

BI Perkirakan Inflasi 2015 Capai 3,6%
BI Perkirakan Inflasi 2015 Capai 3,6%

Bank Indonesia memprediksi inflasi setahun penuh (full year) 2015 akan berada di level 3,6%. Hal ini mengacu pada tren data yang menunjukkan akan terjadinya deflasi lagi pada bulan Oktober. Sampai minggu kedua survei BI menunjukkan deflasi oktober sebesar 0,09%. 

Namun, BI juga melihat ada tekanan inflasi terkait pelemahan rupiah dan efek elnino yang berlangsung sejak Agustus karena kondisi tersebut akan diikuti oleh kenaikan harga beras dalam indeks harga konsumen (IHK). 

Sementara itu, pihak Badan Pusat Statistik juga melihat mengungkapkan inflasi setahun penuh 2015 bisa dibawah 4% karena faktor deflasi tahun ini serta tidak adanya indikasi kenaikan BBM dan listrik.

STOCK HIGHLIGHTS, 26 Oct 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 26 Oct 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 26 Oct 2015
  • Pembangunan Perumahan (PTPP) mencatatkan kenaikan laba bersih 27,5%
  • Bank CIMB Niaga (BNGA) berencana menerbitkan dividen saham
  • Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menerima dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari right issue perseroan
  • Bank Mandiri (BMRI) menargetkan pertumbuhan pendapatan jasa sebesar 20%
  • Waskita Karya (WIKA) menandatangani kontrak pembangunan jaringan transmisi listrik berkapasitas 500kV sepanjang 395km di Sumatera
  • Kurs rupiah kembali Melemah 26 Poin menjadi Rp. 13.647
  • Telekomunikasi Indonesia mengalokasikan USD 100 Juta untuk startups
  • Harga Emas Antam tetap berada di Rp 558.000/Gram
  • Tiga perusahaan farmasi publik membukukan IDR 800 Miliar dari kontrak e-katalog 
  • Produksi alat berat turun 26% 
  • Deflasi 15 Oct menyebabkan inflasi dari 3,6% YoY
  • BI Perkirakan Inflasi 2015 Capai 3,6%

STOCK HIGHTLIGHTS, 23 Oct 2015

STOCK HIGHTLIGHTS, 23 Oct 2015
STOCK HIGHTLIGHTS, 23 Oct 2015

  • Nippon Indosari optimistis akan capai pertumbuhan penjualan 20% YoY
  • Timah siapkan capex USD87m, embarks pada bisnis mineral radioaktif
  • Vale membukukan pendapatan USD 51.9 Miliar
  • Bank Dunia memprediksi ekonomi akan tumbuh sebesar 4,8% di 3Q15 
  • Intiland mengincar revenue IDR1.2 Triliun dari South Quarter
  • MNC Bank membukukan laba IDR 7.6 Miliar
  • Pagi Ini Turun Dolar AS ke Rp 13.425laba bersih INCO turun 60%
  • Bank Central Eropa menetapkan untuk tidak menaikan suku bunga
  • Tiga Pilar akan memproduksi minuman jus
  • Semen Baturaja mengincar proyek di Sumatera Selatan dan Lampung
  • Toyota Astra Financial Services terbitkan obligasi senilai Obligasi Rp 1,706 Triliun
  • Lelang Terakhir FR0067 di Tahun 2015
  • Volume Transaksi Naik Lebih dari 2 Kali Lipat ditengah Rilis Paket Ekonomi Jilid V
  • Yield Obligasi Properti Meningkat
  • ORI012 telah menghimpun pemesanan instrumen senilai IDR 27,707 triliun

Indofood Rampungkan Penjualan 54.29% Saham Kepemilikannya

Indofood Rampungkan Penjualan 54.29% Saham Kepemilikannya
Indofood Rampungkan Penjualan 54.29% Saham Kepemilikannya

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tengah menyelesaikan penjualan saham sebesar 54,29% ke China Minzhong Food Corporation Limited. 

Pada tanggal 14 Oktober 2015 lalu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan China Minzhong Food Corporation Limited telah menandatangi memorandum of understanding (MoU) dengan kesepakan China Minzhong Food Corporation Limited akan membayar sebesar $ 40 juta kepada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) paling lambat 30 Desember 2015.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjual saham nayoritasnya kepada China Minzhong Food Corporation Limited dengan harga $ 1,20 per lembar saham.

Setelah penjualan saham ini selesai maka kepemilikan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) akan berkurang yang sebelumnya memiliki 82,88% menjadi 29,94% di CMFC. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) berencana menggunakan hasil penjualan ini untuk melunasi sebagian utang perseroan.

STOCK HIGHLLIGHTS, 21 Oct 2015

STOCK HIGHLLIGHTS, 21 Oct 2015
STOCK HIGHLLIGHTS, 21 Oct 2015

  • Indeks Nikkei naik 144,95 poin
  • Indeks DJIA di tutup -0,08%
  • Indeks Nasdaq ditutup turun -0,50%
  • Adhi Karya (ADHI) Mendapatkan kontrak baru senilai Rp 10,1 triliun
  • PP Porperti (PPRO) Penjualan melonjak 40,7% yoy menjadi Rp 1,24 triliun di 3Q15 dari Rp 885.000.000.000 di 3Q14
  • Kawasan Industri Jababeka (KIJA) expansi kawasan industri di Kendal
  • Kalbe Farma (KLBF) untuk lulus insentif pemerintah
  • Kimia Farma (KAEF) akan expansi tahun depan
  • Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Otoritas kepulauan Riau akan bekerja sama dalam pengembangan Natuna
  • Soechi Lines (SOCI) akan menerbitkan medium term notes
  • Penjualan roti domestik bisa tumbuh 3% -5% di 2H15
  • Minimalisir risiko, Investor minati SPN-S 07042016
  • Transaksi fokus pada obligasi AAA dan A
  • Fitch berikan peringkat AAA untuk obligasi TAFS

ORI011 Menguat Jelang Penerbitan Seri Baru dan Angkasa Pura I Berencana Terbitkan Obligasi

ORI011 Menguat Jelang Penerbitan Seri Baru
ORI011

ORI011 Menguat Jelang Penerbitan Seri Baru

Rata-rata yield sekitar 8,5% awal Oktober lalu, dorong investor aktif melakukan aksi beli selektif ORI011. Obligasi seri ritel ini, bukukan kenaikan harga hampir 60 bps dalam periode sama, atau jelang berakhirnya penawaran instrumen serupa seri baru ORI012 pada Kamis (15/10).  Investor juga aktif selektif beli SR007 (2,4-tahun), yaitu SBN seri syariah ritel yang miliki tenor mendekati ORI012 (3-tahun), bukukan kenaikan harga lebih dari 130 bps dalam periode yang sama.

Kami proyeksikan, ORI011 akan terus aktif diperdagangkan, hingga berakhirnya masa holding period ORI012 pada Desember 2015 mendatang. Likuiditas yang baik ditopang oleh outstanding ORI011 senilai Rp 21 triliun, lebih tinggi dari ORI009 dan ORI010 yang masing-masing senilai Rp 12,6 triliun dan Rp 20,2 triliun.

Holding period ORI012 yang lebih panjang, atau hingga 2 bulan, dibanding ORI011 yang hanya 1 bulan, juga membuat investor aktif perdagangkan SR007 dalam periode yang sama.  Sebagai catatan, penawaran obligasi ritel seri ORI012 berakhir telah berakhir pekan lalu, dengan periode penjatahan dan setelmen, masing-masing pada 19 Oktober dan 21 Oktober.

Angkasa Pura I Berencana Terbitkan Obligasi

Pengelola dan operator bandara wilayah tengah dan timur Indonesia, PT Angkasa Pura I (Persero) berencana untuk menerbitkan obligasi yang akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan dan pengembangan infrastruktur bandara yang akan dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero) yang akan berlangsung selama lima tahun.

Supaya merealisasikan proyek tersebut, PT Angkasa Pura I (Persero) memerlukan pendanaan sebesar Rp 15 triliun dengan perincian yaitu pinjaman dari bank sebesar Rp 5 triliun dan kas internal, sedangkan 10 trilliun akan didapatkan melalui obligasi.

Sumber : Fixed Income Research / PT. RHB Securities Indonesia

STOCK HIGHTLIGHTS, 20 Oct 2015

STOCK HIGHTLIGHTS, 20 Oct 2015

  • Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) mendapatkan pinjaman sebesar IDR 500 miliar dari Bank Mandiri Tbk (BMRI)
  • Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menargetkan recurring income sebesar 20% lima tahun kedepan
  • XL Axiata Tbk (EXCL) refinancing utang mereka US$ 480 juta
  • Ancaman El Nino dan pasokan yang melimpah mendorong harga CPO konsolidasi
  • OJK berharap IPO PT Freeport Indonesia banyak diserap investor lokal
  • Pemerintah provinsi Kepulauan Riaudan Perusahaan Gas Negara (PGAS) berencana membangun infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi di Natuna
  • Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung berikan sentiment positif pada Wijaya Karya (WIKA), Jasa Marga (JSMR),Wika Beton (WTON) danSumarecon Agung (SMRA)
  • PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berencana mengembangkan bisnis ke Kamboja
  • Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menjaminkan aset tanaman dan pabrik kelapa sawit kepada Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
  • Dolar AS dibuka melemah di harga IDR 13.506
  • Dengan Oversubscribed 1,4 Kali, ORI012 mencetak rekor baru dalam penerbitan obligasi ritel Indonesia
  • Obligasi rating A meramaikan perdagangan pasar sekunder awal pekan ini
  • Melambatnya pertumbuhan Utang luar negeri Perbankan

STOCK HIGHLIGHTS, 19 Oct 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 19 Oct 2015

  • Kimia Farma terus membangun rumah sakit dan hotel
  • Segmen apartemen murah di Cimanggis akan dibangun di November
  • Pembangunan Perumahaan mendapatkan kontrak baru sebesar IDR 16.96 trn di 3Q15
  • XL Axiata menyiapkan belanja modal untuk tahun depan dari IDR7trn
  • BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 4,85% di 3Q15:
  • CAD bergerak ke tingkat yang lebih sehat
  • Capital Inflow Asing Rp 1,1 Triliun Sepekan;
  • Obligasi Tenor Pendek Dominasi Perdagangan Akhir Pekan;
  • TRIO Turun Peringkat Menjadi BB+

Surplus Neraca Perdagangan Meningkat Pesat

Surplus Neraca Perdagangan Meningkat Pesat
Surplus Neraca Perdagangan Meningkat Pesat

Neraca perdagangan pada bulan September tercatat melebihi USD 1,02 miliar, nilai ini lebih tinggi tiga kali lipat dari bulan Agustus lalu yaitu sebesar USD 328 juta.

Besarnya surplus necara perdagangan bulan lalu dikarenakan impor yang turun signifikan hingga 7,16% dari bulan Agustus lalu sementara ekspor turun hanya 1,55%.

Secara tahunan, nilai impor turun 25,95% YoY sementara ekspor turun 17,98% YoY. Turunnya nilai impor dan ekspor tersebut menandakan bahwa pertumbuhan investasi dan konsumsi masih rendah.

Bank Indonesia Menetapkan Suku Bunga Di 7,5%

Bank Indonesia Menetapkan Suku Bunga Di 7,5%
Bank Indonesia Menetapkan Suku Bunga Di 7,5%

Bank Indonesia kemarin masih menahan suku bunga acuan di level 7,5% untuk kedelapan kalinya. Akantetapi, Bank Indonesia dalam press conference menyatakan bahwa ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter terbuka seiring dengan meredanya tekanan terhadap stabilitas ekonomi. Hal ini terlihat dari mulai menguatnya rupiah dan menurunnya ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate

STOCK HIGHLIGHTS, 16 Oct 2015

  • IHSG dibuka naik 23,086 poin (0,51%) ke level 4.530,281 
  • Nilai tukar Dolar AS berada di Rp 13.476 
  • Indeks Nikkei naik 238,23 poin (1,32%) ke level 18.335,13 
  • Indeks Hang Seng naik 263,96 poin (1,15%) ke level 3.152,13 
  • Indeks Komposit Shanghai naik 16,74 poin (0,50%) ke level 3.354,81 
  • Harga logam mulia saat ini Rp. 563.000 
  • Aneka Tambang (ANTM) berencana ekspansi pabrik smelter grade alumina (SGA) refinery di Kalimantan Barat 
  • Pada akhir september Astra Internasional (ASII) mengalami penurunan car sales sebesar 2.9% Mom 
  • Bank Negara Indonesia (BBNI) mengalami penurunan laba bersih pada quartal 3 sebesar 21% Yoy 
  • Semen Indonesia (SMGR) & Semen Kupang sedang bereencana melakukan ekspansi pabrik semen baru di Kupang 
  • Bio Farma targetkan pertumbuhan 20% 
  • Bank Indonesia akan merevisi target inflasi
  • Bank Indonesia Tahan Suku Bunga di level 7,5%


Apa Itu Reksadana Syariah?


Definisi reksadana sendiri jika berdasarkan UU No. 8 Tahun 1995 mengenai Pasar Modal Bab I tentang Ketentuan Umum "Reksa Dana adalah Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi"
Apa Itu Reksa Dana Syariah?
Apa Itu Reksa Dana Syariah?


Semenjak krisis yang terjadi pada tahun 2008, banyak orang yang mempertanyakan sistem ekonomi Kapitalis yang di gadang-gadangkan. kejatuhan ekonomi kapitalis bermula dari negara Amerika serikat yang kemudian menjalar ke indonesia.

STOCK UPDATE, 15 Oct 2015

  • Total Foreign Buy hingga sesi I adalah 465.90 Billion
  • Total Foreign Sell hingga sesi I adalah 495.54 Billion
  • Sector yang paling banyak di transaksikan yaitu : 
  1. Agriculture
  2. Mining
  3. Basic Industry



STOCK HIGHLIGHTS, 15 Oct 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 15 Oct 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 15 Oct 2015

  • Prediksi pertumbuhan ekonomi China sekitar 6.7% 
  • Indeks Dow Jones ditutup di 16,924.75, melemah sebesar -157.14 point (-0.92%) 
  • Data impor Tiongkok ekspor melemah sebesar 3.7% sedangkan impor 20.4% 
  • Harga minyak melemah sebesar US$ 44 sen menjadil US$ 46,66 per barel 
  • PT. Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT. Jasa Marga Tbk (JSMR) dapatkan proyek Kereta Api Cepat 
  • Penjualan PT. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) menurun 
  • PT Pan Brothers Tbk (PBRX) dapatkan pinjaman senilai USD 270 juta 
  • Transaksi surat utang dalam negeri mengalami kenaikan 
  • SUN FR0070 melemah dari 9,51% menjadi 8,52% (13/10)

Pefindo Menurunkan Peringkat Medco Jadi A+

Pefindo Menurunkan Peringkat Medco Jadi A+
Pefindo Menurunkan Peringkat Medco Jadi A+

Pemeringkat Efek Indonesia atau yang biasa dikenal dengan Pefindo menurunkan peringkat dari PT. Medco Energi Internasional Tbk beserta Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2012-2013, Obligasi Berkelanjutan USD I Tahun 2011-2012 dan Obligasi III tahun 2012 yang sebelumnya ‘idAA-‘ menjadi ‘idA+’. Penurunan peringkat ini berakibat dari merosotnya harga minyak mentah dunia yang berimbas pada menurunnya revenue dan profits dari PT. Medco Energi Internasional Tbk. Pada semester I-2015, harga minyak mentah dunia -48,6% yang berdampak pada revenue dan profits PT. Medco Energi Internasional Tbk yang juga mengalami penurunan sebesar -22,4% dan EBITDA juga mengalami penurunan sebasar -35,7%.

STOCK HIHGLIGHTS, 13 Oct 2015

STOCK HIHGLIGHTS, 13 Oct 2015
STOCK HIHGLIGHTS, 13 Oct 2015

  • Ace Hardware membukukan pertumbuhan 3% sampai saat ini
  • konsorsium Wijaya Karya (WIKA) memenangkan kontrak sebesar IDR 3.42 trn untuk pembangkit listrik
  • Ekspres Transindo Utama membatalkan ekspansi armada
  • Samudera Indonesia peroleh kontrak sebesar USD 70 Miliar dari penambang lokal
  • BKPM menetapkan tanggal 26 Oktober mulai untuk layanan perizinan jalur cepat
  • Volume ekspor CPO meningkat sebesar 11% pada bulan September
  • Paket stimulus keempat yang dirilis Kamis ini (15 Oct 2015)
  • Lelang Debt Switch di Bulan Desember
  • Pefindo Turunkan Peringkat Medco Menjadi A+
  • Defisit Anggaran APBN 2016 Menjadi 2,15%

STOCK HIGHLIGHTS, 12 Okt 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 12 Okt 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 12 Okt 2015

  • Tiga kontraktor bersaing pada proyek CitraLand Losari
  • Saratoga Investama munculkan kesepakatan untuk membeli saham mayoritas di ekspres Transindo Utama
  • Tiga Pilar mengalami pertumbuhan penjualan 30% YoY
  • Total akan merevisi targetnya tahun ini
  • Harga batubara acuan (HBA) mengalami penurunan sebesar 1,4%
  • Gelombang PHK terus mengancam
  • PPN tarif tol ditunda
  • Lelang SUN FR0056, dan Likuiditas Senilai Rp 12,7 Triliun;
  • Cadev September Turun USD 3,6 Miliar; Rupiah Kembali Menguat Tajam
  • Penguatan Rupiah Dorong Rally Pasar Obligasi

Rupiah Kembali Menguat Tajam Hari ini

Rupiah Kembali Menguat Tajam Hari ini
Rupiah Kembali Menguat Tajam Hari ini

Sentimen positif terus mendorong penguatan rupiah hingga pagi ini rupiah kembali menguat mencapai level Rp 13.478 per dolar AS membuat rupiah menguat 7,6% selama pekan ini. Penguatan rupiah selama pekan ini tidak terlepas dari sentimen positif dari ekpektasi penundaan suku bunga the Fed dan aksi Bank Indonesia yang semakin interventionist.

Berkurangnya cadangan devisa China juga ikut membentuk sentimen positif dimana devaluasi yuan disinyalir akan berkurang menyusul menurunnya cadangan devisa China yang mencapai USD 137 miliar dalam dua bulan terakhir. 

Selain hal tersebut, sentimen positif di dalam negeri juga semakin terbentuk paska pemerintah merilis 3 paket stimulus ekonomi untuk mendorong investasi dalam negeri. Pemerintah juga berencana akan merilis paket kebijakan jilid IV untuk menambah daya dorong perekonomian.

Berita Emiten : BII Finance Rilis Obligasi Rp 500 Miliar, Lelang SUN FR0056, dan Likuiditas Senilai Rp 12,7 Triliun

Berita Emiten : BII Finance Rilis Obligasi Rp 500 Miliar, Lelang SUN FR0056, dan Likuiditas Senilai Rp 12,7 Triliun

BII Finance Rilis Obligasi Rp 500 Miliar
BII Finance Rilis Obligasi Rp 500 Miliar
BII Finance Rilis Obligasi Rp 500 Miliar

PT BII Finance Center akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2015 senilai Rp 500 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari OB I yang berjumlah Rp 5 triliun yang akan diterbitkan dalam tempo 2 tahun. Setelah menerbitkan obligasi ini, perusahaan juga berencana akan merilis kembali obligasi lanjutan di 1H2016 dengan jumlah yang masih belum ditentukan.

Porsi pendanaan terbesar perusahaan berasal dari joint financing dengan induk usahanya yaitu PT Bank Maybank Indonesia, TBk yang mencapai hingga 70% dari total pendanaan. Perusahaan tidak memiliki pinjaman dalam kurs asing. Dana hasil obligasi tersebut akan digunakan untuk sebagai modal kerja perusahaan. Sampai September 2015, penyaluran pembiayaan perusahaan mencapai Rp 6 triliun lebih.

Lelang SUN FR0056, dan Likuiditas Senilai Rp 12,7 Triliun

Relatif tinggi minat investor, baik pasar sekunder maupun premir, membuat pemerintah kembali tawarkan FR0056 (10,9-tahun) dalam lelang SUN perdana Q4-2015 pada Selasa (13/10) pekan depan. Benchmark baru 10-tahun ini, berhasil ditransaksikan lebih dari Rp 950 miliar kemarin, lampaui benchmark baru lainnya (FR0053, FR0073, dan FR0072) yang senilai antara Rp 179 miliar hingga Rp 225 miliar, berdasarkan data IDX. Selain itu, tingginya minat FR0056 juga ditopang likuiditas tinggi senilai Rp 12,7 triliun di pasar obligasi pekan depan.

Rerata yield diatas 9% dalam sepekan, membuat investor melakukan aksi beli selektif benchmark baru pengganti FR0070 ini. Selain itu, tingginya minat investor terhadap FR0056 juga terlihat pada pasar premir lelang SUN sebelumnya, bukukan permintaan masuk hingga Rp 2,7 triliun (lebih dari 30%) dari total permintaan lelang SUN akhir September lalu.

Sebagai catatan, FR0056 bukukan harga sekaligus yield masing-masing di level 95,3 dan 9,07% kemarin, berdasarkan data RHB OSK Securities Indonesia. Sementara itu, Kami proyeksikan terdapat likuiditas senilai Rp 12,7 triliun, seiring akan jatuh temponya obligasi ritel seri ORI009 pada 15 Oktober mendatang. Namun, pembatasan penyerapan hingga senilai Rp 12 triliun, akan membuat pemerintah kembali selektif dalam lelang kali ini. Selain FR0056, pemerintah juga tawarkan seri benchmark baru FR0053 (5,8-tahun) dan FR0072 (20,6-tahun) dalam rencana lelang SUN pekan depan.

STOCK HIGHLIGHTS, 9 Okt 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 9 Okt 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 9 Okt 2015

  • Adaro dan Korea East-West Power siap membangun pembangkit listrik senilai USD 540 Miliar
  • Lippo Karawaci menunjuk Grohe Indonesia untuk pengembangan St. Moritz Makassar
  • Surya Semesta Internusa memangkas belanja modal
  • PP Properti telah dicairkan 45% dari dana hasil IPO
  • Kementerian Perhubungan untuk menawarkan proyek pengembangan pelabuhan Cilamaya untuk perusahaan swasta
  • Lelang SUN FR0056, dan Likuiditas Senilai Rp 12,7 Triliun
  • BII Finance Rilis Obligasi Rp 500 Miliar
  • Rupiah Kembali Menguat Tajam Pagi Ini

Ciputra Development Tbk (CTRA) Incar Pinjaman Bank dan Obligasi

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Incar Pinjaman Bank dan Obligasi
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Incar Pinjaman Bank dan Obligasi

Setelah membatalkan rencana penawaran umum perdana anak usahanya, PT Ciputra Residence, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengincar pendanaan sebesar Rp 500 miliar dari pinjaman bank dan obligasi. 

Dalam kondisi ekonomi yang kurang kondusif, Perseroan berusaha mencari alternatif pendanaan yang lebih efektif untuk memperkuat modal kerja. Perseroan membutuhkan dana yang cukup besar untuk mendanai 9 proyek baru senilai Rp 9 triliun yang akan diluncurkan tahun ini.

Pada semester I 2015, pendapatan Perseroan tumbuh 9,96% YoY menjadi Rp 3,09 triliun. Sementara, laba bersih menciut 20,27% menjadi Rp 478,81 miliar.

Berita Emiten ; Transaksi Obligasi Ramai, Indosat Kurangi Utang Valas USD 200 Juta, Konsorsium Kereta Api Cepat diperbolehkan untuk Menerbitkan Obligasi dan Pefindo Menurunkan Peringkat Medco Jadi A+

Transaksi Obligasi Ramai

Aktivitas perdagangan obligasi korporasi di pasar sekunder kembali ramai pada awal pekan ini (9/8/2015). Frekuensi transaksi harian meningkat menjadi 109 kali transaksi dari 48 kali transaksi pada penutupan pekan lalu. Volume transaksi pun mengalami kenaikan dari Rp 441,8 miliar menjadi Rp 734,2 miliar. Investor terlihat melakukan aksi beli pada Eximbank 6,4% 2016 yang kembali tercatat ke dalam 5 besar obligasi yang paling sering ditransaksikan. Yield Eximbank 6,4% 2016 turun ke level 8,35% (-59 bps) dengan 7x ditransaksikan dan total volume Rp 65 miliar. Selain itu, Adira Finance 8,75% 2016 tercatat sebagai obligasi yang paling aktif diperdagangkan dengan volume yang paling besar.

 Indosat Kurangi Utang Valas USD 200 Juta

Dikarenakan tingginya porsi utang valuta asing (valas) hingga 30% (USD 500 juta) dari total utang, membuat PT Indosat, Tbk (ISAT) berencana mengurangi utang senilai USD 200 juta pada Q4-2015. Keputusan ini akan mengurangi dampak rugi selisih kurs, seiring fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Perseroan akan membayar sebagian utang valas tersebut dari kas internal denominasi rupiah, sehingga menekan porsi utang valas Perseroan menjadi 15% - 20% hingga akhir 2015. Sebagai catatan, per akhir Juni 2015, utang jatuh tempo Indosat senilai Rp 11,4 triliun (Rp 1,8 triliun, dan denominasi dolar AS setara Rp 9,6 triliun) dalam 12 bulan kedepan.

Konsorsium Kereta Api Cepat diperbolehkan untuk  Menerbitkan Obligasi

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 107/2015 yang sudah disahkan pada 6 Okt 2015, disebutkan dalam konsorsium tersebut bahwa BUMN untuk Kereta Api cepat dari Jakarta sampai Bandung, dipersilahkan untuk menerbitkan obligasi yang akan digunakan mendanai proyek tersebut. Dan juga China Development Bank berjanji akan menyalurkan pinjaman lunak sebesar USD 5 miliar untuk pembiayaan projek Kereta Api cepat Jakarta-Bandung.Konsorsium Kereta Api cepat sendiri berangotakan Wijaya Karya (WIKA), Kereta Api Indonesia, Jasa Marga (JSMR) dan Perkebunan Nusantara VIII.

Pefindo Menurunkan Peringkat Medco Jadi A+

Pemeringkat Efek Indonesia atau yang biasa dikenal dengan Pefindo menurunkan peringkat dari PT. Medco Energi Internasional Tbk beserta Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2012-2013, Obligasi Berkelanjutan USD I Tahun 2011-2012 dan Obligasi III tahun 2012 yang sebelumnya ‘idAA-‘ menjadi ‘idA+’. Penurunan peringkat ini berakibat dari merosotnya harga minyak mentah dunia yang berimbas pada menurunnya revenue dan profits dari PT. Medco Energi Internasional Tbk. Pada semester I-2015, harga minyak mentah dunia -48,6% yang berdampak pada revenue dan profits PT. Medco Energi Internasional Tbk yang juga mengalami penurunan sebesar -22,4% dan EBITDA juga mengalami penurunan sebasar -35,7%.

Cadangan devisa September Turun USD 3,6 Miliar dan Rupiah Kembali Melanjutkan Penguatan

Cadangan devisa September Turun USD 3,6 Miliar dan Rupiah Kembali Melanjutkan Penguatan
Cadangan devisa September Turun USD 3,6 Miliar dan Rupiah Kembali Melanjutkan Penguatan

Cadangan devisa indonesia per akhir September turun sebesar USD 3,6 miliar menjadi USD 101,7 miliar dari sebelumnya USD 105, 3 miliar dibulan Agustus. Pernyataan Bank Indonesia menyatakan penurunan cadangan devisa ini dipicu oleh intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan kembali rupiah yang selama bulan September sempat melemah ke harga Rp 14.600 per dolar AS.

Posisi Cadangan devisa saat ini cukup untuk membiayai 7 impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia memprediksi akan bisa kembali menghemat cadangan devisa menyusul kembali menguatnya rupiah beberapa hari terakhir yang saat ini kembali di perdagangkan di bawah Rp 14.000.

Diperdagangan kemarin, rupiah menguat hingga 3% kemarin naik ke posisi Rp 13.828 per dolar AS. Penguatan rupiah saat ini disinyalir terdorong oleh spekulasi penundaan kenaikan suku bunga the Fed dan stimulus kebijakan ekonomi yang terus digulirkan pemerintah.

Pemerintah kembali mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi

Pemerintah kembali mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi
Pemerintah kembali mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi

Pemerintah kembali mengeluarkan Paket kebijakan stimulus jilid III yang sudah diumumkan pada rabu kemarin (10/8/2015) dimana paket kebijakan ini berisi terobosan jangka pendek untuk mendorong dunia usaha dan daya beli masyarakat. 

Paket kebijakan tersebut berisi tentang:

  1. Menurunkan harga solar bersubsidi Rp 200 per liter mulai hari Sabtu (10/10)
  2. Menurunkan harga Avtur untuk seluruh indonesia
  3. Memberikan diskon dan menurunkan tarif dasar listrik untuk industri padat karya
  4. Mempermudah pengurusan perizinan hak guna usaha
  5. Menurunkan harga gas untuk industri mulai 1 Januari 2016
Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, pemerintah akan kembali merilis paket ekonomi Jilid IV.

STOCK HIGHLIGHTS, 10 Okt 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 10 Okt 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 10 Okt 2015

  • Charoen Pokphand sedang menjajaki pinjaman sebesar USD 355 M
  • Indosat menyiapkan IDR7trn untuk belanja modal sampai dengan 2016
  • Harga gas industri turun, efektif Jan-16
  • Cadangan devisa Indonesia yang jatuh ke USD101.7bn akhir September
  • SUN Benchmark Bergerak Mixed Terbatas
  • Indosat Kurangi Utang Valas USD 200 Juta
  • Cadev September Turun USD3,6 Miliar
  • Rupiah Kembali Menguat Tajam

STOCK HIGHLIGHTS, 7 Okt 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 7 Okt 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 7 Okt 2015


  • BSDE untuk meluncurkan apartemen baru
  • Ciputra Development dijamin pinjaman bank IDR200bn
  • Penjualan Krakatau Steel diharapkan untuk melompat sebesar 30%
  • Mobil domestik partai besar naik 2,1% MoM pada bulan September
  • Pemerintah mengumumkan penundaan lebih lanjut tentang proses tender kereta ekspres bandara Jakarta
  • LPS memotong suku bunga deposito
  • Parlemen menyetujui untuk menyuntikkan IDR34.318trn untuk 23 BUMN pada 2016


Rupiah Menguat Tajam Seiring Spekulasi Penundaan The FED

Rupiah Menguat Tajam Seiring Spekulasi Penundaan The FED
Rupiah Menguat Tajam Seiring Spekulasi Penundaan The FED

Perkiraan the Fed yang akan menunda kenaikan suku bunga menyusul buruknya data kinerja ekonomi AS membuat rupiah menguat tajam selama dua hari berturut - turut. Rupiah menguat 1,7% di perdagangan kemarin dengan ditutup di level Rp 14.250 per AS dolar atau menguat 2,7% selama sepekan ini.

Selain sentimen eksternal, penguatan rupiah juga ditopang oleh rencana penurunan bahan bakar minyak dan rilis paket kebijakan jilid III yang rencananya akan diumumkan hari Kamis ini. Selain itu, Bank Indonesia bulan ini juga mulai mengintervensi pasar forward untuk memperkuat supply valuta asing di dalam negeri. 

Bank Indonesia pun kemarin melihat bahwa rupiah hingga akhir tahun ini bisa ditekan hingga ke level Rp 13.700 per AS dolar mengingat bahwa sejumlah data ekonomi domestik yang mulai membaik seperti inflasi yang diekspektasikan akan terjaga di level 4,3% tahun ini.

Bisakah Kaya Dari Pasar Modal?

Menjadi kaya dipasar modal bukanlah hal yang mustahil. Warren Buffet, orang terkaya didunia adalah pelaku pasar modal yang berhasil  menggeruk pundi-pundi kekayaan dari sana.  Kegiatan berinvestasi di pasar modal di negara-negara maju sudah menjadi gaya hidup karena  masyarat sudah mulai terdidik untuk merancang masa depannya. Maka tidak heran Warren Buffet sudah mulai berinvestasi di saham semenjak  umur 11 tahun. 

Berita Emiten : Tower Bersama Batal Rilis Obligasi, Adira Finance Kembali Kaji Rilis Obligasi Rp 1 Triliun, dan Kepemilikan Asing Stabil 37,8%

Tower Bersama Batal Rilis Obligasi
Tower Bersama Batal Rilis Obligasi
Tower Bersama Batal Rilis Obligasi

PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk memastikan akan membatalkan penerbitan sisa jatah PUB I senilai Rp 3,2 triliun dikarenakan kondisi pasar yang belum kondusif. Sebelumnya Perseroan baru saja selesai melakukan bookbuilding untuk penawaran obligasi senilai Rp 1 triliun, namun mengingat kupon acuan obligasi pemerintah yang sudah tinggi Perseroan mengurungkan niatnya tersebut.

Tower Bersama kemungkinan kembali akan menerbitkan obligasi pada tahun depan dengan menggunakan valuasi laporan keuangan tahun ini. Dari target dana PUB I senilai Rp 4 triliun, Perseroan hanya menerbitkan obligasi senilai Rp 740 miliar dalam satu tahap. Sementara PT Waskita Karya, Tbk tetap melanjutkan penerbitan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dengan menawarkan dua seri yakni Seri A (3 tahun) senilai Rp 350 miliar dengan kupon 10,4% dan Seri B (5 tahun) senilai Rp 1,15 triliun dengan tawaran kupon 11,1%.

Perseroan akan menggunakan 30% dana hasil emisi obligasi untuk investasi jalan tol di Jawa dan Sumatera, sedangkan 70% sisanya akan digunakan untuk modal kerja. Masa penawaran akan berlangsung pada 9 & 12 Oktober 2015 dan akan dicatatkan di BEI pada 19 Oktober 2015.

Kepemilikan Asing Stabil 37,8%

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), kepemilikan investor asing per 16 September senilai Rp 528,44 triliun atau sebesar 37,8% terhadap outstanding Surat Utang Negara (SUN) senilai total Rp 1.398,3 triliun. Persentase asing tersebut stabil setidaknya stabil dalam perdagangan 3 pekan terakhir. 

Investor asing tetap mencermati yield atraktif sejumlah SUN, pasca seri benchmark 10-tahun kembali sentuh level yield tertinggi sejak seri ini diterbitkan Agustus 2013 lalu. Dengan menggunakan acuan benchmark 10-tahun, FR0070, kembali menyentuh yield atraktif 9,5% pada penutupan Rabu (23/09) lalu. Yield SUN kembali meningkat, seiring sejumlah investor merespon negatif, menurunnya kemampuan Bank Indonesia (BI) menjaga volatilitas rupiah. 

BI merilis cadangan devisa hingga pekan ketiga September senilai USD 103 miliar, atau turun USD 2 miliar dibanding Agustus 2015. Selain investor asing, hal serupa juga terjadi pada sektor perbankan.
Kepemilikan sektor perbankan dalam SUN ini relatif stabil di level 30,8%, dalam periode yang sama. Sebagai catatan, investor asing dan sektor perbankan adalah dua pihak yang memiliki porsi terbesar dalam SUN, setelah sektor asuransi dan reksadana.

Adira Finance Kembali Kaji Rilis Obligasi Rp 1 Triliun

Setelah menerbitkan obligasi senilai Rp 1,43 triliun pada akhir Agustus lalu, PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk kembali mengkaji kemungkinan penerbitan obligasi sebesar Rp 1 triliun pada semester II. Aksi tersebut untuk memenuhi target kebutuhan pendanaan sebesar Rp 11 triliun. Perseroan memperkirakan penyaluran pembiayaan pada semester pada kuartal III relatif stabil dibanding kuartal II, namun diperkirakan nilainya menurun jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu seiring menurunnya penjualan mobil dan motor. 

Sementara itu, Perseroan juga berkomitmen untuk menjaga NPF di bawah 2% hingga akhir tahun ini. Hingga Agustus NPF Adira tercatat meningkat menjadi 1,9% dari 1,6% pada akhir tahun. Di sisi lain, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengkaji untuk menunda penerbitan obligasi yang awalnya direncanakan rilis pada akhir tahun ini.  Rencananya, PLN membutuhkan dana sebesar Rp 30 triliun untuk kebutuhan tahun depan yang akan dipenuhi dari penerbitan obligasi dan pinjaman perbankan.

Bank Sentral Asing Tambah Porsi di SUN

Bank Sentral Asing Tambah Porsi di SUN
Bank Sentral Asing Tambah Porsi di SUN

Yield atraktif ditengah inflasi terjaga, dan confident dengan kondisi Indonesia, membuat bank sentral asing minati SUN tenor panjang. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), kepemilikan bank sentral negara asing mencapai nilai Rp 111,3 triliun (8%) dari total tradable Surat Utang Negara (SUN).


Kepemilikan bank sentral asing tersebut setara dengan 21% dari total kepemilikan investor asing dalam SUN. Kepemilikan bank sentral asing tersebut meningkat dibanding akhir Agustus 2015 dan akhir tahun 2014, yang masing-masing senilai Rp 102,2 triliun dan Rp 103,4 triliun. 

Selain itu, SUN tenor panjang berpotensi berikan capital gain lebih menarik dibanding tenor pendek, pada saat ekonomi Indonesia membaik.

Stress Test OJK, Bank Masih Aman di Kurs 16.000

Stress Test OJK, Bank Masih Aman di Kurs 16.000

Stress Test OJK, Bank Masih Aman di Kurs 16.000
Stress Test OJK, Bank Masih Aman di Kurs 16.000

OJK melakukan uji ketahanan (stress test) yang menyatakan bahwa perbankan nasional masih aman di level kurs hingga Rp 16.000 per dolar AS. 

Berdasarkan laporan OJK, stabilitas ketahanan industri perbankan dan non bank (IKNB) secara umum masih memadai untuk mengantisipasi penarikan dana pihak ketiga dengan capital adequacy ratio saat ini di kisaran 2,3% dan NPL di kisaran 2,55%. 

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia menilai bahwa rupiah masih akan tertekan menjelang pertemuan FOMC meeting pada 16-17 September pekan ini.

Berita Emiten : Jokowi Tawarkan SBN pada Investor Timur Tengah, Dua Multifinance Siap Rilis Obligasi di Kuartal 4 dan Minim Pasokan, Dorong Harga FR0070

Jokowi Tawarkan SBN pada Investor Timur Tengah
Jokowi Tawarkan SBN pada Investor Timur Tengah

Jokowi Tawarkan SBN pada Investor Timur Tengah

Dalam kunjungan kerjanya akhir pekan lalu, Presiden Jokowi tawarkan investor negara-negara Timur Tengah, untuk berinvestasi pada Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia. Qatar sebagai salah satu negara Timur Tengah, dipercaya miliki sumber dana cukup besar terutama dalam hal portofolio. 

Jokowi juga bertemu dengan sejumlah pimpinan lembaga keuangan, seperti: Islamic Development Bank (IDB), atau Abu Dhabi Investment Authority (ADIA). IDB berkomitmen berikan pinjaman senilai USD 5 miliar. Selain Timur Tengah, sebelumnya Jokowi juga telah mengunjungi Singapura, dan China untuk tujuan yang sama.

Dua Multifinance Siap Rilis Obligasi di Kuartal 4

Untuk membiayai aktivitas usahanya, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi pada kuartal empat ini. MTF akan merilis Obligasi Berkelanjutan II senilai total Rp 2 triliun dengan tahap pertama akan dirilis pada November atau Desember dengan nilai Rp 600 miliar.

Saat ini MTF sedang menunggu hasil pemeringkatan dari Pefindo, sebelumnya Pefindo menyematkan peringkat ‘idAA/Stabil’. Hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk pendanaan kredit kendaraan roda empat. Hal senada juga datang dari WOM Finance.

Anak usaha dari Bank Maybank Indonesia ini membutuhkan dana sebesar Rp 1,8 triliun untuk penyaluran kredit pada semester akhir tahun ini. Selain telah mengamankan pendanaan dari induk usahanya, WOM Finance juga berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II senilai total Rp 4 - 5 triliun. Namun WOM Finance masih menunggu waktu yang tepat untuk penerbitannya tersebut.

Minim Pasokan, Dorong Harga FR0070

Yield yang atraktif namun minimnya pasokan, membuat benchmark FR0070 (8,5-tahun) bukukan kenaikan harga hingga 170 bps pada perdagangan Kamis (17/09) kemarin, berdasarkan data RHB OSK Securities Indonesia. Kenaikan ini lampaui harga SUN benchmark lainnya yang naik antara 42 bps – 140 bps. Sejak Mei lalu, pemerintah sudah tidak menawarkan seri FR0070 ini dalam setiap kali lelang SUN. Selain itu, FR0070 yang sempat bukukan yield di level 9,50% pekan ini atau tertinggi sejak seri ini diterbitkan Agustus 2013 lalu, memicu investor melakukan aksi beli selektif seri ini.

Kebijakan the Fed tetap mempertahankan suku bunga rendahnya, berpeluang memberikan sentimen positif bagi pasar SUN. Kemarin, benchmark FR0070 paling banyak ditransaksikan, bukukan volume perdagangan senilai Rp 2,8 triliun. Kemudian diikuti oleh benchmark FR0069 (3,6-tahun) senilai Rp 2,4 triliun, pasca investor minati tenor pendek ditengah penentuan suku bunga the Fed.

Walaupun akan digantikan oleh benchmark baru FR0056 (11-tahun), kami proyeksikan FR0070 masih aktif ditransaksikan, seiring seri ini miliki likuiditas paling baik diantara seri fixed rate lainnya. Sebagai catatan, FR0070 miliki outstanding hingga senilai Rp 125 triliun, dibanding seri fixed rate lainnya yang senilai antara Rp 918 miliar (FR0032; 2,8-tahun) hingga Rp 92,4 triliun (FR0068; 18,5-tahun), per Agustus 2015 berdasarkan data IDX.