SAN Finance Tawarkan Obligasi Seri Baru

SAN Finance Tawarkan Obligasi Seri Baru
SAN Finance Tawarkan Obligasi Seri Baru

PT Surya Artha Nusantara Finance atau SAN Finance kembali menawarkan obligasi terbarunya yaitu Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2015 dengan nilai emisi Rp 500 miliar.

PT Surya Artha Nusantara Finance atau SAN Finance Obligasi dengan besaran kupon 9,4% dan dengan tenor 3 tahun. SAN Finance bertujuan menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk memperkuat modal kerja khususnya untuk penyaluran pembiayaan.
Obligasi ini telah mendapatkan peringkat ‘idAA-‘ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). 

Masa penawaran umum akan digelar pada 29 September hingga 1 Oktober mendatang dan akan dicatatkan pada 7 Oktober 2015. Berdasarkan data IBPA, tawaran kupon ini memiliki spread +55 bps dengan SUN tenor 3 tahun.

STOCK HIGHLIGHTS, 17 Sept 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 17 Sept 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 17 Sept 2015

  • Ramayana memangkas proyeksi penjualan tahun ini
  • Nusa Raya Cipta sudah membukukan 60,9% dari target pendapatan tahun ini
  • Sekawan Intipratama akan membangun pembangkit listrik senilai USD 145 Miliyar
  • Siam Cement untuk memulai operasi baru di 4Q15 semen
  • Waskita menargetkan kontrak baru sebesar IDR39trn
  • Bank Indonesia menahan suku, Rupiah diperhatikan akan rapuh
  • Nelayan mengajukan petisi terhadap reklamasi Islet G
  • PBS006 Tutup Lelang Sukuk Terakhir Q3
  • Pasar Sekunder Sepi ditengah Pelemahan  Rupiah
  • SAN Finance Tawarkan Obligasi Seri Baru


Asset Backed Securities (Efek Beragun Aset)

Asset Backed Securities
Asset Backed Securities

Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif yang dimana portofolio kontrak tersebut terdiri dari aset keuangan yang berbentuk tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, sewa guna usaha, perjanjian jual beli bersyarat, perjanjian pinjaman cicilan, tagihan kartu kredit, pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang yang dijamin oleh pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut. 

Dengan demikian Efek Beragun Aset bukan merupakan Reksa Dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 27 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Pasar Modal.

American Depository Receipt (ADR)



American Depository Receipt (ADR) adalah Tanda terima untuk saham dari perusahaan luar negeri yang tercatat listing di dalam bursa Amerika Serikat.

Contoh, seorang investor bernama Jhon dari Amerika Serikat membeli saham Telkom, maka sertifikat yang didapat oleh Jhon adalah dalam bentuk ADR (berbeda dengan saham Telkom yang umumnya beredar di Indonesia). Hal tersebut pada dasarnya untuk memudahkan investor di negara tersebut.

Allotment (penjatahan)


Adalah suatu jumlah yang disepakati untuk dipenuhi untuk setiap permohonan pembelian Efek yang diajukan oleh pemodal sebagai karena seluruh permohonan tidak dapat dipenuhi karena jumlah permohonan melebihi jumlah penawaran pada masa Pasar Perdana.

Pelaksanaan penjatahan saham dalam proses pasar perdana atau allotment dikenal beberapa sistem sebagai berikut :

a.       Fixed allotment
Yaitu salah satu cara dimana Penjamin emisi dan agen penjual sudah memiliki pembeli utama sehingga efek yang akan diterbitkan tidak akan dijual kepada klien lain.

b.      Separate account
Hampir sama dengan fixed allotment akan tetapi jika menggunakan proses ini maka efek yang akan dijual tidak sepenuhnya diberikan kepada pembeli utama akan tetapi diberikan juga kepada investor diluar klien.

c.       Pooling
Dalam system ini seluruh pemesanan saham di-pool pada penjamin emisi pelaksana.Jika terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed akan dilakuan penjatahan secara proporsional.Jika dalam penjatahan satu-satuan perdagangan terdapat sisa , maka pembagian lebih lanjut dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah pesanan dari pemesan.

d.      Gabungan fixed allotment dan pooling

Definisi Akuisisi

Akuisisi
Akuisisi




Penggabungan dua badan usaha yaitu dengan cara mengabil alih sebagian besar saham dari badan usaha lain. Dengan melakukan akuisisi ini, dua atau lebih badan usaha tersebut tetap eksis secara hukum dan badan usaha yang menguasai saham paling besar menjadi induk perusahaan dan diharuskan menyajikan laporan keuangan konsolidasi dari dua perusahaan tersebut.

Jadi, pada prinsipnya saham atau aset dari suatu perusahaan dibeli atau diambil alih oleh pihak lain baik perusahaan atau perorangan.

STOCK HIGHLIGHT, 16 Sep 2015

STOCK HIGHLIGHT, 16 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHT, 16 Sep 2015

  • Holcim Indonesia membukukan kerugian sebesar Rp.138 Milyar 
  • Wijaya Karya dan Waskita Karya untuk bergabung Cisumdawu konsorsium tol 
  • Wijaya Karya Beton menargetkan kontrak baru sebesar Rp. 3.2 Triliun 
  • Indonesia membukukan surplus perdagangan pada bulan Agustus sebesar USD 430 Milyar


Saatnya Berinvestasi


Kenapa kita perlu untuk berinvestasi? Salah satu alasan kuatnya adalah karena kita tidak mungkin bisa bekerja seumur hidup untuk memenuhi kebutuhan kita. Ada dua cara untuk menghasilkan uang: bekerja atau menjadikan aset kita bekerja untuk kita yaitu dengan berinvestasi. Mindset yang banyak berkembang adalah berinvestasi itu mengandung resiko besar yang bisa membuat dana kita hilang sehingga orang lebih banyak memilih untuk menabung dengan membuka rekening di bank daripada membuka rekening efek. Jika kita lebih memilih menyimpan uang maka uang itu tidak akan bekerja untuk Anda dan pastinya Anda tidak akan mendapatkan uang lebih daripada yang anda miliki bahkan uang itu akan mengecil nilainya dengan inflasi.

Definisi Afiliasi

Definisi Afiliasi
Definisi Afiliasi

Definisi dari Afiliasi adalah hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horisontal maupun vertikal.Hubungan antara pihak dengan pegawai direktur atau komisaris dari pihak tersebut. 

Hubungan antara perusahaan dengan pihak yang secara langsung atau tidak langsung mengendalikan, dikendalikan, atau di bawah suatu pengendalian dari perusahaan tersebut atau, Hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utama.

Pembiayaan Baru Astra Sedaya Finance Turun 16,22%

Pembiayaan Baru Astra Sedaya Finance Turun 16,22%


Turunnya penjualan mobil nasional, ikut mempengaruhi penyaluran pembiayaan PT Astra Sedaya Finance (ASF). Hingga Agustus 2015, Perseroan membukukan total pembiayaan baru sebesar Rp 15,5 triliun, turun 16,22% YoY dari Rp 18,5 triliun. 

Tahun ini Perseroan memiliki target untuk menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 25 triliun. Saat ini, portofolio pembiayaan ASF terdiri dari 70% pembiayaan mobil baru dan 30% mobil bekas.
Sedangkan pembiayaan alat berat hanya mencapai 2%-3% dari total portofolio Perseroan. ASF sedang mempersiapkan lini bisnis baru yakni pembiayaan perumahan, pendidikan dan traveling.
Di sisi lain, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menargetkan NPF industri pembiayaan tidak melampaui 2% hingga akhir tahun. Dibanding tahun lalu, NPF multifinance meningkat tipis menjadi 1,45% dari 1,41%.

Akibat perlambatan ekonomi dan menurunnya daya angsur, APPI memperkirakan akan ada peningkatan NPF hingga akhir tahun namun tidak akan melampaui 2%. Untuk mengantisipasi kenaikan NPF, pelaku industri menempuh langkah pembenahan proses penyelesaian NPF dan menaikan cadangan.

Waskita Tawarkan Kupon Hingga 11,6%

Waskita Tawarkan Kupon Hingga 11,6%
Waskita Tawarkan Kupon Hingga 11,6%

PT Waskita Karya (Persero), Tbk sedang melakukan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I Tahap II senilai Rp 1,5 triliun. Perseroan menawarkan obligasinya dalam dua seri.

Seri A ditawarkan dengan tenor 3 tahun dan memberikan kupon 10,4%, sedangkan Seri B memiliki tenor 5 tahun dengan tawaran kupon antara 11,1% hingga 11,6%.

Masa penawaran awal (book building) akan digelar hingga 18 September mendatang. Berdasarkan data IBPA, tawaran kupon ini memiliki spread +175bps untuk tenor 3 tahun dan +213bps hingga +263bps untuk tenor 5 tahun. 

Penerbitan obligasi ini untuk mendanai sejumlah proyek diantaranya proyek jalan tol, properti, dan beton. Obligasi Waskita telah diberikan peringkat ‘idA’ oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia 

STOCK HIGHLIGHTS, 15 Sep 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 15 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 15 Sep 2015

  • Hasil penjualan kendaraan ASTRA bulan Agustus meningkat, namun masih di bawah harapan
  • Kawasan Industri Jababeka mencapai 50% Capital expenditures realization
  • Grup Lippo topping off rumah sakit Siloam di Jember
  • Waskita Karya untuk meng-upgrade target pendapatan dari kontrak
  • Pemerintah memperpanjang pajak pendapatan dari Properti
  • Produksi batubara Indonesia jatuh 15,4% YoY dari Januari sampai dengan Agustus



Note : Topping off adalah suatu kegiatan pemasangan atau penutupan atap bangunan sebagai tanda berakhirnya proses konstruksi.

Stimulus Ekonomi Belum Mampu Bangkitkan Rupiah

Stimulus Ekonomi Belum Mampu Bangkitkan Rupiah
Stimulus Ekonomi Belum Mampu Bangkitkan Rupiah

Nilai tukar rupiah masih terkapar bahkan telah menembus level Rp 14.300 per dolar AS pada hari kemarin. Paket ekonomi pemerintah yang diumumkan Rabu (9/9) kemarin masih belum mampu menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. 

Rupiah turun ke level Rp 14.332 per dollar AS, melemah 0,5% dibanding hari sebelumnya, Paket kebijakan ekonomi pemerintah belum memberikan sentimen positif dimana pasar masih melihat sentimen kenaikan suku bunga the Fed dan pelemahan ekonomi China adalah hal lebih besar yang akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Pekan depan akan menjadi pekan yang mendebarkan bagi pergerakan rupiah dimana negeri paman Sam merilis sejumlah data ekonomi penting termasuk inflasi dan the Fed akan melakukan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menentukan tingkat suku bunga yang saat ini dinanti-nantikan pasar.

Cadangan Devisa Kembali Menyusut di Bulan Agustus

Cadangan Devisa Kembali Menyusut di Bulan Agustus
Cadangan Devisa Kembali Menyusut di Bulan Agustus

Cadangan devisa menurun USD 2,2 miliar menjadi USD 105,35 miliar per Agustus 2015. Kembali menyusutnya cadangan devisa bulan lalu dipengaruhi oleh aksi moneter Bank Indonesia melakukan intervensi nilai tukar rupiah yang terdepresiasi mulai menyentuh level Rp 14.300 per dolar AS Senin (07/09) lalu.

Penurunan cadangan devisa pada bulan Agustus kemarin masih tertahan dengan adanya penerimaan pemerintah dari penerbitan Samurai Bond senilai 100 miliar yen pada awal Agustus. Selain itu, penurunan cadangan devisa ini ditengah kemampuan Indonesia miliki dana siaga senilai USD 5 miliar.

Indonesia miliki dana siaga (deferred drawdown option/ DDO) yang berasal dari World Bank (USD 2 miliar), pemerintah Australia (USD 1 miliar), Japan Bank for International Cooperation/ JBIC (USD 1,5 miliar), dan Asian Development Bank/ ADB (USD 500 juta).

Dana siaga yang dapat ditarik sewaktu waktu ini akan menopang cadangan devisa yang terus menurun. Indonesia juga miliki fasilitas kerjasama Bilateral Swap Arrangement (BSA) dengan sejumlah negara, seperti: China (USD 15 miliar), serta Korea Selatan dan Jepang (USD 22,78 miliar)

STOCK HIGHLIGHTS, 14 Sep 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 14 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 14 Sep 2015

  • Adaro untuk menurunkan produksi batubara tahun depan
  • Bukit Asam berhenti eksplorasi selama 6 bulan
  • Modernland Realty mengandalkan penjualan tanah
  • Telkom menawarkan fleksibilitas-SIM tunggal untuk digunakan di Indonesia dan Malaysia
  • Total Bangun Persada untuk mencari proyek-proyek tambahan

STOCK HIGHLIGHTS, 11 Sep 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 11 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 11 Sep 2015

  • Krakatau Steel untuk mendapatkan pinjaman USD 395 Milliar
  • Telekomunikasi Indonesia mengalokasikan belanja modal 2016 20% dari pendapatan FY15 nya
  • Waskita amankan kontrak baru senilai IDR 17 Trilliun
  • Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pesanan 500 excavator
  • Auto akan merevisi target penjualan
  • Penjualan semen meningkat 14,7% MoM



Debt Switch Tekan Benchmark Baru FR0053

Debt Switch Tekan Benchmark Baru FR0053
Debt Switch Tekan Benchmark Baru FR0053

Harga obligasi penukar (destination bond) FR0053 (6-tahun), yang ditawarkan pemerintah lebih rendah 30 bps dibanding level penutupan 98,00 pada Rabu (09/09) kemarin, berpeluang menekan harga benchmark baru 5-tahun ini pasar sekunder. 

Pada lelang debt switch pada Kamis (10/09) ini, pemerintah menawarkan harga obligasi penukar FR0053 di level 97,70. Level harga tersebut akan menjadi acuan investor SUN di pasar sekunder.

Berbeda halnya dengan FR0053, harga penawaran obligasi penukar FR0073 (16-tahun) oleh pemerintah yang lebih tinggi 20 bps dibanding penutupan kemarin, berpeluang mendorong kenaikan harga seri benchmark baru 15-tahun ini di pasar sekunder. 

Hasil debt switch ini dapat mendorong dua seri tersebut menjadi lebih aktif diperdagangkan, seiring meningkatnya outstanding dan likuiditas.

Di sisi lain, pemerintah ingin mengurangi seri – seri SUN yang kurang aktif diperdagangkan, atau miliki jatuh tempo kurang dari 3-tahun. 

Sebanyak 6 seri SUN masuk kategori obligasi yang dapat ditawarkan oleh investor (obligasi ditukar), yaitu: FR0028, FR0030, FR0032, FR0038, FR0060, dan FR0066. Keenam seri tersebut miliki outstanding senilai antara Rp 918 miliar (FR0032) hingga senilai Rp 17,9 triliun (FR0066).

Penerbitan Obligasi Waskita Tetap Berjalan

Penerbitan Obligasi Waskita Tetap Berjalan
Penerbitan Obligasi Waskita Tetap Berjalan

PT Waskita Karya (Persero), Tbk memastikan akan terus melanjutkan rencana penerbitan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dalam waktu dekat ini. Direktur Utama Perseroan menyatakan telah menunjuk tiga penjamin emisi untuk rencana penerbitan obligasi tersebut. 

Sebelumnya pernah diberitakan bahwa lantaran kondisi pasar yang sedang kurang kondusif perseroan menunda niatnya untuk rilis obligasi barunya. 

Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan Waskita untuk pendanaan proyek jalan tol. Pada tahun depan, Waskita akan mengerjakan 12 ruas jalan tol sepanjang lebih dari 500 km. Sementara untuk tenor obligasi minimal 3 tahun dan maksimal 7 tahun, namun perseroan belum memutuskannya.

Pemerintah Luncurkan Stimulus Kebijakan Ekonomi Tahap I

Pemerintah Luncurkan Stimulus Kebijakan Ekonomi Tahap I
Pemerintah Luncurkan Stimulus Kebijakan Ekonomi Tahap I

Pemerintah luncurkan paket kebijakan stimulus ekonomi tahap I yang berisi perombakan terhadap 89 kebijakan dari total 154 peraturan yang masuk. Salah satunya adalah pemerintah berkomitmen untuk mempercepat pembangunan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Pemerintah juga akan melakukan langkah penyederhanaan izin, memperbaiki prosedur kerja perizinan, memperkuat sinergi, peningkatan kualitas pelayanan serta menggunakan pelayanan yang berbasis elektoronik. Pemerintah akan menyelesaikan semua deregulasi ini pada September dan Oktober 2015 mendatang.

Selain itu, Bank Indonesia mengumumkan lima langkah kebijakan yang salah satunya untuk memperkuat nilai tukar rupiah. Kebijakan fiskal dan moneter yang diluncurkan pemerintah dan BI ini diharapkan mampu menggairahkan dunia usaha yang terpukul krisis global.

STOCK HIGHLIGHTS, 10 Sep 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 10 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 10 Sep 2015


  • Indo Tambang siap untuk berpartisipasi dalam power plant tender
  • Pakuwon mencapai penjualan 68,53% pada Agustus-15
  • PP Properti menerbitkan medium term notes
  • Total Bangun diamankan kontrak senilai IDR1.8trn
  • Wijaya Karya dan Pertamina sepakat untuk bekerja sama dalam produksi aspal hybrid
  • Waskita membutuhkan IDR10trn untuk proyek jalan tol pada tahun 2016
  • Penjualan sepeda motor dipercepat pada bulan Agustus


Presiden Jokowi Mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi

Presiden Jokowi Mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi
Presiden Jokowi Mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi


Presiden Joko Widodo meluncurkan paket kebijakan deregulasi yang banyak ditunggu, pemerintahannya merevisi 89 peraturan dianggap merusak iklim usaha negara. Joko mengatakan, pemerintahnya terus menyederhanakan proses untuk memperoleh izin usaha, merampingkan birokrasi dan menawarkan layanan yang lebih berbasis elektronik untuk mengurangi potensi kesalahan oleh pejabat pemerintah.

Pengumuman hari ini adalah yang pertama dari tiga paket deregulasi kabinet Joko berjanji, dengan yang pertama akan dilaksanakan sebelum Oktober. Paket ini membahas tiga isu kunci yang penting bagi komunitas bisnis. Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur Indonesia, revisi ini menargetkan bisnis di sektor keuangan, properti, maritim, perdagangan, pertanian dan energi.

Setelah di review ternyata 154 peraturan yang ada dianggap dapat merugikan bisnis. Peran pemerintah daerah akan diperkuat untuk memudahkan bottleneck dari masalah untuk proyek-proyek strategis kepentingan nasional.

Hal ini termasuk menyederhanakan proses untuk mendapatkan izin perencanaan tata ruang, akuisisi lahan dan pengadaan barang, serta memberikan kepastian hukum yang lebih kuat. Dalam upaya untuk meningkatkan investasi di sektor properti, pemerintah akan mendorong pembangunan perumahan untuk menengah-ke pembeli berpenghasilan rendah.

Indonesia saat ini menghadapi backlog 15 juta properti dan pengembang sedang berjuang untuk memenuhi peningkatan permintaan jauh.

STOCK HIGHLIGHTS, 9 Sep 2015



  • Ciputra Development to seek external financing
  • Lower mortgage rate will likely to happen
  • Fonterra inaugurating first plant in Indonesia
  • Waskita and Adhi Karya win a tender amounting IDR6.9trn
  • Car sales keep sputtering as Auto Shows fail to deliver
  • Indonesia to become full OPEC member in December: Energy Minister
  • Light Rail Transit will start operating in 2018


Sumber :

Research, RHB OSK Securities Indonesia


Cadangan Devisa RI Tergerus US$ 2,3 Miliar untuk Bayar Utang

Cadangan Devisa RI Tergerus US$ 2,3 Miliar untuk Bayar Utang


Cadangan Devisa RI Tergerus US$ 2,3 Miliar untuk Bayar Utang
Cadangan Devisa RI Tergerus US$ 2,3 Miliar untuk Bayar Utang

Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa Indonesia hingga Agustus 2015 adalah sebesar US$ 105,3 miliar atau lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi pada bulan Juli 2015 yaitu sebesar US$ 107,6 miliar. 

Penurunan tersebut terjadi dikarenakan oleh meningkatnya jumlah pengeluaran yang digunakan untuk membayarkan utang luar negeri Pemerintah dan juga penggunaan devisa untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah.

Dengan begitu posisi cadangan devisa hingga Agustus 2015 tetap bisa digunakan untuk pembiayaan 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor serta untuk pembayaran utang luar negeri.

Di lain pihak, sumber utama kenaikan cadangan devisa berasal dari Samurai Bonds yang diterbitkan oleh pemerintah pada Selasa (4/8) yang berdenominasi Yen Jepang senilai 100 miliar yen atau US$ 800 juta. Penerbitan Samurai Bonds ini diharapkan dapat menahan penurunan lebih lanjut.

Cadangan Devisa Kembali Menyusut di Bulan Agustus

Cadangan Devisa Kembali Menyusut di Bulan Agustus
Cadangan Devisa Kembali Menyusut di Bulan Agustus

Cadangan devisa menurun USD 2,2 miliar menjadi USD 105,35 miliar per Agustus 2015. Kembali menyusutnya cadangan devisa bulan lalu dipengaruhi oleh aksi moneter Bank Indonesia melakukan intervensi nilai tukar rupiah yang terdepresiasi hampir menyentuh level Rp 14.300 per dolar AS Senin (07/09) kemarin. 

Penurunan cadangan devisa pada bulan Agustus kemarin masih tertahan dengan adanya penerimaan pemerintah dari penerbitan Samurai Bond senilai 100 miliar yen pada awal Agustus. Selain itu, penurunan cadangan devisa ini ditengah kemampuan Indonesia miliki dana siaga senilai USD 5 miliar.

Indonesia miliki dana siaga (deferred drawdown option/ DDO) yang berasal dari World Bank (USD 2 miliar), pemerintah Australia (USD 1 miliar), Japan Bank for International Cooperation/ JBIC (USD 1,5 miliar), dan Asian Development Bank/ ADB (USD 500 juta).

Dana siaga yang dapat ditarik sewaktu waktu ini akan menopang cadangan devisa yang terus menurun. Indonesia juga miliki fasilitas kerjasama Bilateral Swap Arrangement (BSA) dengan sejumlah negara, seperti: China (USD 15 miliar), serta Korea Selatan dan Jepang (USD 22,78 miliar) Kemarin, benchmark tenor menengah 10-tahun FR0070 bukukan kenaikan yield hingga 35 bps, lampaui seri benchmark lainnya yang naik antara 9 bps hingga 17 bps, berdasarkan data RHB OSK Securities Indonesia.

Kenaikan CDS Dorong Yield FR0069

Kenaikan CDS Dorong Yield FR0069
Kenaikan CDS Dorong Yield FR0069

Depresiasi rupiah, seiring penurunan kembali cadangan devisa BI, mendorong CDS Indonesia tenor 5-tahun akhir pekan berada di level 243,82 dari sehari sebelumnya di level 241,50. Kenaikan profil risiko memicu investor melakukan aksi jual selektif, yield benchmark 5-tahun FR0069 naik 9 bps sebelum akhirnya ditutup di level 8,61% pada Senin (07/09) kemarin, berdasarkan data RHB OSK Securities Indonesia. 

Sebagai catatan, nilai tukar rupiah melemah hampir 100 poin sebelum akhirnya di tutup di level Rp 14.266 per dolar AS. Sementara, cadangan devisa Indonesia bulan Agustus USD 105,35 miliar, turun USD 2,2 miliar dari bulan sebelumnya USD 107,55 miliar.

Namun, kami memproyeksikan, investor dapat melakukan aksi beli selektif FR0069 (undervalued, fair yield 8,28%), sebelum berakhirnya penetapan benchmark 5-tahun terhadap seri ini. Di sisi lain, investor juga dapat melakukan aksi beli selektif seri FR0053 sebagai benchmark baru 5-tahun pada 2016 mendatang. Yield FR0053 awal pekan ditutup di level 8,75%, ditengah meningkatnya profil risiko Indonesia.

Harga Emas Antam Hari Ini (9 August 2015)

Harga Emas Antam Hari Ini (9 August 2015)

Harga Emas Antam Hari Ini (9 August 2015)
Harga Emas Antam Hari Ini (9 August 2015)
Harga emas batangan Antam pada hari  selasa (8/9/2015) ini naik sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 559.000 dari sebelumnya di harga Rp 557.000 per gram. Sementara itu, pada pembelian kembali (buyback) emas oleh Antam masih berada di harga Rp 500.000 per gram. Berikut harga emas batangan Antam dalam hitungan per bar adalah
  • 1 gram     : Rp 559.000
  • 2,5 gram   : Rp1.337.500
  • 5 gram     : Rp 2.650.000
  • 10 gram    : Rp 5.250.000
  • 50 gram    : Rp 26.050.000
  • 250 gram   : Rp 130.000.000
  • 500 gram   : Rp 259.800.000




STOCK HIGHLIGHTS, 8 Sep 2015


STOCK HIGHLIGHTS, 8 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 8 Sep 2015


  • DSN is ready for buyback
  • Indosat links up with Twitter to sell phone credit and data packages
  • TPS Food is optimistic to meet FY15 target
  • Wika still seeking state injection
  • Foreign reserve dips to USD105.3b as Bank Indonesia tries to slow Rupiah’s slide
  • Rizal says power projects should be scaled down

Rupiah Kembali Melemah


Rupiah kembali melemah ke level Rp 14.137 per dolar AS hari Rabu kemarin, ini menjadikan rupiah kini telah jatuh tiga hari berturut-turut selama pekan ini. Menurunnya data manufaktur China membuat pasar kembali khawatir akan pelemahan ekonomi China yang diekspektasi akan berimbas ke perekonomian Indonesia. 

Kekhawatiran pasar juga bertambah mengingat cadangan devisa Indonesia dijadwalkan akan dirilis pekan depan- akan kembali menurun pada bulan Agustus ini menyusul aksi intervensi Bank Indonesia untuk menstabilkan rupiah. Cadangan devisa bulan Juli kemarin berada di level USD 107,6 miliar. 

Komentar positif dating dari Christine Lagarde, managing direktur IMF, yang dalam kunjungannya ke Indonesia kemarin menyebutkan bahwa cadangan devisa Indonesia saat ini masih sangat cukup untuk menyokong depresiasi rupiah saat ini. Lagarde juga memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh moderat bahkan cenderung melemah dibandingkan dengan proyeksi IMF sebelumnya.

Sumber : Fixed Income Research / RHB OSK Securities Indonesia
Indosat Rencanakan Rilis Obligasi Rp 4,4 Triliun

Indosat Rencanakan Rilis Obligasi Rp 4,4 Triliun



PT Indosat Tbk berencana untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 4,4 triliun pada tahun depan. Penerbitan obligasi ini ditujukan untuk mendanai belanja modal Perseroan dan refinancing utang. Indosat masih menyisakan jatah penerbitan obligasi senilai Rp 4,4 triliun dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I.

Penerbitan ini akan diterbitkan secara bertahap pada tahun depan. Awalnya, Perseroan akan menerbitkan obligasi pada tahun ini, namun lantaran kondisi pasar obligasi yang sedang tidak kondusif perseroan menunda rencana tersebut hingga tahun depan. Saat ini perseroan masih dalam program pengurangan utang dalam bentuk valas. 

FIF Tetapkan Nilai Pokok Obligasi


FIF Tetapkan Nilai Pokok Obligasi
FIF Tetapkan Nilai Pokok Obligasi

PT Federal International Finance (FIF) telah menetapkan nominal pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap II yang akan diterbitkan pada September ini. 

Dari Rp 1,5 triliun obligasi yang akan diterbitkan, Perseroan telah menentukan senilai Rp 913 miliar akan diterbitkan dalam Seri A (370 hari) sedangkan Seri B (3 tahun) akan diterbitkan senilai Rp 587 miliar.


Tidak ada perubahan pada jadwal penerbitan obligasi. Obligasi Berkelanjutan II ini akan dirilis pada 11 September 2015 dan akan dicatatkan di BEI pada 14 September 2015.

Paket Stimulus Ekonomi Mulai Rilis Pekan Ini

Paket Stimulus Ekonomi Mulai Rilis Pekan Ini

Paket Stimulus Ekonomi Mulai Rilis Pekan Ini
Paket Stimulus Ekonomi Mulai Rilis Pekan Ini

Depresiasi rupiah dan perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik, dorong pemerintah merilis satu dari empat paket kebijakan stimulus ekonomi pekan ini. 

Paket stimulus tersebut akan mengintegrasikan sektor moneter, fiskal, dan sektor riil, dengan memprioritaskan deregulasi investasi sektor industri dan perdagangan. 

Pemerintah akan meminimalisir hambatan dari 160 peraturan investasi pekan ini. Sementara paket stimulus lainnya, menyangkut fiskal dan keuangan akan rilis pekan depan, seperti : aturan mendirikan rumah atau apartmen untuk asing, pengaturan debt to equity ratio (DER) pinjaman luar negeri, dan pengeluaran dana desa senilai Rp 40 triliun tahun ini.

STOCK HIGHLIGHTS, 3 Sep 2015


STOCK HIGHLIGHTS, 3 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 3 Sep 2015

  • Ciputra Development revised marketing sales target to IDR9.4trn
  • Pembangunan Perumahan new contract reached 58% of target
  • Dharma Satya Nusantara build new CPO mill
  • FGV is likely to bid for lower price on Eagle High Plantation shares
  • No change in Jasa Marga capex target
  • Panorama Sentrawisata aims 15% YoY revenue increase
  • Indonesia’s government promise a massive deregulation

Inflasi Menurun Namun BI Rate Diprediksi Tetap

Inflasi Menurun Namun BI Rate Diprediksi Tetap
Inflasi Menurun Namun BI Rate Diprediksi Tetap


Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatatkan inflasi pada Agustus kemarin sebesar 7,18% YoY atau 0,39 MoM. Infasi bulan Agustus kemarin lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat 7,26% YoY dan lebih rendah dari estimasi konsensus yang memprediksi inflasi akan naik 7,43% YoY. Namun, inflasi inti naik tinggi hingga 4,92% YoY dibanding 4,86% bulan Juli sebelumnya. 

Menurunnya inflasi pada bulan Agustus kemarin didorong oleh segmen transportasi yang mengalami deflasi sebesar -0,58% MoM setelah bulan sebelumnya naik tinggi hingga 1,74% MoM. Kontribusi inflasi terbesar disumbangkan oleh segmen pendidikan dan rekreasi yang naik hingga 1,72% MoM, dikarenakan dimulainya tahun ajaran baru yang membuat harga-harga yang berkaitan dengan pendidikan naik tinggi. Adapun harga bahan pokok makanan mengalami inflasi 0,91% setelah bulan lalu naik signifikan.

Walau inflasi pada bulan Agustus ini telah menunjukkan penurunan, kecil kemungkinan bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur BI bulan September ini. Kami melihat bahwa fokus BI untuk saat ini adalah menyokong stabilitas rupiah yang telah jatuh ke titik terendah selama 17 tahun terakhir.

Bila BI memangkas suku bunga maka akan membuat nilai rupiah jatuh lebih dalam sedangkan menaikkan suku bunga akan menyulitkan pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal ke II telah melambat ke titik terendah selama 6 tahun terakhir. Oleh karena itu, BI kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga minimal hingga the Fed memulai rencana pengetatan moneternya. Adapun rupiah kembali melemah, jatuh 0,2% ke level Rp 14.098/USD, membuat rupiah telah melemah dua hari berturut-turut selama pekan ini.

Antisipasi Data Ekonomi, Investor Minat Tinggi FR0053


Antisipasi Data Ekonomi, Investor Minat Tinggi FR0053
Antisipasi Data Ekonomi, Investor Minat Tinggi FR0053

Investor mencermati data inflasi Agustus yang sebesar 0,39% MoM dan 7,18% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya masing-masing sebesar 0,93% MoM dan 7,26% YoY. 

Volatilitas terbatas, membuat tenor pendek 5-tahun benchmark baru FR0053 bukukan permintaan investor hingga Rp 4,4 triliun (27%) dari permintaan yang masuk senilai total Rp 16,4 triliun, pada lelang SUN Selasa (01/09) kemarin.

Selain tenor pendek, ekspektasi positif paket kebijakan pemerintah terhadap ekonomi Indonesia, membuat investor juga minati tenor panjang. Investor minati benchmark baru 20-tahun FR0072, bukukan permintaan yield antara 9,05% hingga 10,12% pada lelang kemarin. 

Sikap pemerintah yang agresif terus tawarkan FR0053 dan FR0072 dalam lelang lelang SUN berikutnya, membuat 2 seri tersebut diperdagangkan secara overvalued. Baik FR0053 dan FR0072, kami proyeksikan masih dapat bukukan kenaikan yield sekitar 20 bps dalam jangka pendek.

Hedging Dorong Kenaikan Bunga Antar Bank

Hedging Dorong Kenaikan Bunga Antar Bank
Hedging Dorong Kenaikan Bunga Antar Bank

Suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) overnight naik 9 basis poin (bps) menjadi 5,75% per akhir Agustus, dibanding bulan sebelumnya. Volatilitas rupiah yang lebar membuat permintaan lindung nilai (hedging) meningkat, yang kemudian mendorong kenaikan suku bunga rupiah di pasar swap. 

Sebagai catatan, kenaikan suku bunga PUAB Agustus tertinggi terjadi pada tenor lebih dari 1 minggu, menyentuh level 6,03% dari posisi bulan sebelumnya sebesar 5,71%. Kenaikan suku bunga PUAB (interbank pressure) dan depresiasi nilai tukar (market pressure), memiliki pengaruh besar terhadap indeks stabilitas perbankan (banking stability index/ BSI).

Walaupun bersifat temporer, Bank Indonesia perlu mencermati dampak kenaikan suku bunga PUAB terhadap stabilitas perbankan. Selama tahun 2015, suku bunga PUAB tinggi pernah terjadi pada periode Januari (5,85%) dan Maret (6,86%). Sebagai catatan, kenaikan suku bunga PUAB mengindikasikan keperluan likuiditas sejumlah bank yang meningkat. Di sisi lain, likuiditas sektor perbankan dalam kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) meningkat.

Penyaluran kredit yang selektif ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik, membuat perbankan mencari alternatif investasi. Kepemilikan perbankan dalam SBN senilai Rp 419,3 triliun (30,1%) per Agustus, meningkat dari bulan sebelumnya senilai Rp 391 triliun (28,6%), dari masing-masing total outstanding SBN periode tersebut senilai Rp 1.392,5 triliun (Agustus) dan Rp 1.369,7 triliun (Juli). 

Kepemilikan perbankan dalam SBN berpeluang kembali meningkat, seiring pemerintah terus agresif tawarkan benchmark baru (FR0053, FR0056, FR0073, dan FR0072) dalam lelang SUN. Outstanding yang tinggi akan mendukung kinerja seri-seri tersebut, sehingga layak menjadi SUN benchmark pada 2016 mendatang.

STOCK HIGHLIGHTS, 2 Sep 2015


STOCK HIGHLIGHTS, 2 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 2 Sep 2015

  • Adaro cut coal production target for FY15
  • Bukit Asam to spend IDR650bn to buy back shares
  • Bumi Serpong Damai allocated IDR2trn to execute shares buyback
  • Soechi Lines secured new contract valued at USD85m
  • August inflation lowest in 5 years: BPS
  • Biodiesel price decreased by 13.3%
  • Foxconn cancels plan to build factory in Indonesia, moves to Malaysia
  • Ministry of Public Work and Public Housing has absorbed government budget IDR38.5trn
  • Ministers to make high-speed train decision on Monday
  • PLN cuts electricity price in September
Tarif Listrik Rumah Tangga dan Industri Turun

Tarif Listrik Rumah Tangga dan Industri Turun

Tarif listrik 8 golongan pelanggan rumah tangga, dan industri diturunkan pada kisaran Rp 16 – Rp 23 per kilowatt hour (kwh) pada bulan ini. Penyesuaian tarif listrik tersebut seiring dengan penurunan harga minyak mentah.

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) turun pada Juli menjadi senilai USD 51,82 per barel, dibanding bulan sebelumnya USD 59,4 per barel. Namun, depresiasi nilai tukar rupiah membuat penurunan tarif listrik tidak signifikan.

STOCK HIGHLIGHTS, 1 Sep 2015

STOCK HIGHLIGHTS, 1 Sep 2015


STOCK HIGHLIGHTS, 1 Sep 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 1 Sep 2015
  • Mitra Adiperkasa reduce discount program
  • Sawit Sumbermas production increased by 22%
  • Ciputra Property to do buyback
  • Express Taxi sets up new depot at Thamrin City shopping center
  • Sampoerna sees sales growth stubbed out on higher excise
  • Timah net profit fell by 98%YoY
  • Waskita secured 51% of new contract target
  • Bad loans up yet under control
  • Indonesian language proficiency not mandatory for expats, Minister stresses

Relaksasi Pencatatan Harga Dapen Mulai September.

Relaksasi Pencatatan Harga Dapen Mulai September.
Relaksasi Pencatatan Harga Dapen Mulai September


Jaga rasio kecukupan dana (RKD), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berikan kelonggaran (relaksasi) pencatatan harga perolehan maupun held to maturity bagi industri dana pensiun (dapen). Sebelumnya, dapen gunakan pencatatan RKD berdasarkan harga pasar.

Namun, mulai 1 September 2015 OJK izinkan lembaga terbitkan 2 laporan, yaitu laporan berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK) untuk eksternal, dan laporan dengan relaksasi sesuai surat edaran OJK. Relaksasi pencatatan ini berikan kesempatan perusahaan pendiri untuk memperkuat bisnis, karena tidak diwajibkan menambah iuran apabila RKD dibawah 100%.

Arus Investasi Asing Tertinggi se ASEAN

Arus Investasi Asing Tertinggi se ASEAN
Arus Investasi Asing Tertinggi se ASEAN

Arus investasi asing yang masuk ke Indonesia pada semester I-2015 mencapai USD 13,66 miliar atau 31% dari total invesatsi asing di Asean. Nilai tersebut adalah tertinggi se-ASEAN, dibandingkan Vietnam yang hanya menyerap USD7,53 miliar (17%), dan Malaysia sebesar USD 7,01 miliar (16%).  
Hal ini menunjukkan bahwa indonesia masih menjadi tujuan utama investasi global di Asean walau ditengah ekonomi dunia yang melambat. Data ini juga menunjukkan bahwa penurunan nilai tukar rupiah belum mempengaruhi minat investasi asing terhadap Indonesia.

Peringkat 4 Rating Bank BUMN Stabil

FITCH: Peringkat 4 Rating Bank BUMN Stabil
FITCH: Peringkat 4 Rating Bank BUMN Stabil

Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi peringkat 4 bank BUMN milik pemerintah; PT Bank Mandiri (Persero), Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Outlook 4 Bank BUMN tersebut adalah stabil untuk peringkat nasional, peringkat viabilitas dan obligsi senior. Untuk peringkat nasional, Bank Mandiri dan BRI mendapatkan peringkat AAA, peringkat tertinggi yang diberikan Fitch pada skala peringkat nasional yang mencerminkan resiko gagal bayar yang rendah.

Sedangkan BNI di berikan AA+ dan BTN di level AA. Adapun untuk peringkat viabilitas atau peringkat subinvestment adalah di level bb+ untuk Bank Mandiri, BRI, dan BNI. Peringkat ini mencerminkan tingkat profitabilitas diatas rata-rata pesaingnya, kualitas aset yang relatif stabil dan permodalan yang cukup. 

Sementara itu, untuk peringkat obligasi senior, peringkat obligasi senior BRI diberikan di level BBB-, BNI di BBB-, BTN di AA. Fitch menyebutkan bahwa perubahan terhadap peringkat sovereign Indonesia (BBB-/Stable) dapat menyebabkan perubahan kepada peringkat bank-bank tersebut.