Hedging Dorong Kenaikan Bunga Antar Bank

Hedging Dorong Kenaikan Bunga Antar Bank
Hedging Dorong Kenaikan Bunga Antar Bank

Suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) overnight naik 9 basis poin (bps) menjadi 5,75% per akhir Agustus, dibanding bulan sebelumnya. Volatilitas rupiah yang lebar membuat permintaan lindung nilai (hedging) meningkat, yang kemudian mendorong kenaikan suku bunga rupiah di pasar swap. 

Sebagai catatan, kenaikan suku bunga PUAB Agustus tertinggi terjadi pada tenor lebih dari 1 minggu, menyentuh level 6,03% dari posisi bulan sebelumnya sebesar 5,71%. Kenaikan suku bunga PUAB (interbank pressure) dan depresiasi nilai tukar (market pressure), memiliki pengaruh besar terhadap indeks stabilitas perbankan (banking stability index/ BSI).

Walaupun bersifat temporer, Bank Indonesia perlu mencermati dampak kenaikan suku bunga PUAB terhadap stabilitas perbankan. Selama tahun 2015, suku bunga PUAB tinggi pernah terjadi pada periode Januari (5,85%) dan Maret (6,86%). Sebagai catatan, kenaikan suku bunga PUAB mengindikasikan keperluan likuiditas sejumlah bank yang meningkat. Di sisi lain, likuiditas sektor perbankan dalam kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) meningkat.

Penyaluran kredit yang selektif ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik, membuat perbankan mencari alternatif investasi. Kepemilikan perbankan dalam SBN senilai Rp 419,3 triliun (30,1%) per Agustus, meningkat dari bulan sebelumnya senilai Rp 391 triliun (28,6%), dari masing-masing total outstanding SBN periode tersebut senilai Rp 1.392,5 triliun (Agustus) dan Rp 1.369,7 triliun (Juli). 

Kepemilikan perbankan dalam SBN berpeluang kembali meningkat, seiring pemerintah terus agresif tawarkan benchmark baru (FR0053, FR0056, FR0073, dan FR0072) dalam lelang SUN. Outstanding yang tinggi akan mendukung kinerja seri-seri tersebut, sehingga layak menjadi SUN benchmark pada 2016 mendatang.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »