Berita Emiten |
Economics Hightlights, 27 Nov 2015
Economics Hightlights, 27 Nov 2015 |
- Tower Bersama dorongan untuk bisnis penyewaan menara
- Waskita Karya membukukan kontrak baru Rp 27,9 TRN
- Garuda siap USD 500 Juta untuk ekspansi
- Pakuwon Jati menerima hasil penjualan sebanyak Rp 2,73 trn
- Unilever ekspansi Tanaman Oleochemical di Sumatera Utara senilai Rp 2 Triliun
GOVERNMENT BONDSEx Benchmark Tutup Lelang SUN Terakhir 2015. Pemerintah tawarkan FR0053 (5,6-tahun) dan FR0056 (10,8-tahun) pada lelang Selasa (01/12) pekan depan, atau lelang SUN terakhir tahun 2015. Sebagai catatan, dua seri tersebut masing-masing adalah eks benchmark 10-tahun dan 15-tahun pada 2011 silam. Pemerintah berusaha meningkatkan outstanding, dan menciptakan likuiditas yang baik; seiring dua seri tersebut akan dijadikan sebagai benchmark baru 5-tahun dan 10-tahun periode 2016 mendatang.
Sejak Juni 2015 lalu, pemerintah kembali aktif menawarkan FR0053 kepada investor, baik melalui lelang SUN, debt switch, maupun private placement, mendorong outstanding seri ini dari senilai Rp 20,6 triliun (Mei 2015) menjadi Rp 55,5 triliun (Oktober 2015). Sebagai perbandingan, outstanding benchmark baru 5-tahun tersebut saat ini, masih dibawah outstanding FR0069 (benchmark 5-tahun saat ini) yang senilai total Rp 60,7 triliun. Hal serupa juga dilakukan pemerintah terhadap benchmark baru 10-tahun FR0056.
Berdasarkan data IDX per Oktober 2015, outstanding FR0056 senilai Rp 41,4 triliun, baru sebesar 33% dari total outstanding FR0070 (benchmark 10-tahun saat ini) yang senilai Rp 125 triliun. Masih rendahnya outstanding, berpeluang membuat pemerintah terus agresif tawarkan FR0053 dan FR0056 tersebut dalam lelang – lelang SUN tahun 2016 mendatang. Pada lelang SUN terakhir 2015 ini, pemerintah juga menawarkan FR0073 (15,5-tahun) atau benchmark baru 15-tahun periode 2016 mendatang.
Obligasi ASF dan ADMF Dominasi 45% Transaksi Sekunder.
Aktifitas perdagangan kemarin kembali terlihat sepi dengan nilai transaksi menurun 33% menjadi Rp 305 miliar. Obligasi Astra Sedaya Finance (ASF) dan Adira Finance (ADMF) mendominasi transaksi di pasar sekunder kemarin dengan total volume transaksi mencapai Rp 138 miliar (45% total volume pasar) dari total 7 seri yang diperdagangkan. Selain itu, aksi beli kembali membuat yield TAXI 12.25% 2019 turun drastis hingga ke level 12.42% setelah pekan lalu menyentuh 16.77%. Sementara itu, penurunan yield terlihat pada obligasi teraktif lainnya yaitu AKRA 8.75% 2019 yang turun 24bps ke level 10.51%. Sebagai catatan, AKRA 8.75% 2019 (o/s Rp 877 miliar) adalah obligasi yang termasuk aktif diperdagangkan selama bulan November ini dengan frekuensi 35 kali. Sedangkan seri obligasi AKRA seri B yaitu AKRA 8,40% 2017 (o/s Rp 623 miliar), berdasarkan data IDX, belum pernah diperdagangkan di pasar sekunder selama bulan November ini.
Bima Finance Tawarkan Kupon Hingga 14,5%.
Bima Multi Finance menawarkan kupon antara 13% hingga 14,5% untuk obligasi berkelanjutan tahap I senilai Rp 150 miliar yang rencananya akan dirilis dalam waktu dekat. Obligasi yang telah mendapatkan peringkat BBB dari Pefindo ini ditawarkan dalam 2 seri yakni Seri A dengan tenor 1 tahun ditawarkan dengan kupon 13%-13,5% sedangkan seri B yang bertenor 3 tahun ditawarkan dengan kupon sebesar 14%-14,5%. Seluruh dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Bima Finance tetap fokus untuk menyalurkan pembiayaan dengan portofolio 60% pembiayaan mobil bekas dan 40% pembiayaan motor bekas. Walaupun menyandang peringkat BBB, namun perseroan yakin obligasinya akan terserap oleh perusahaan asuransi yang telah bermitra dengan perseroan.
Sumber : Fixed Income Research / PT. RHB Securities Indonesia
Stock Highlights, 26 Nov 2015
Stock Highlights, 26 Nov 2015 |
- Waskita mengakuisisi 38,5% saham MNC di Waskita MNC Transjawa Jalan Tol
- Rukun Raharja menargetkan USD 2.12 Juta untuk proyek pembangkit listrik
- Dwi Kemasindo menargetkan IDR 400 Miliar untuk ekspansi ritel
- Kino Indonesia akan IPO harga di kisaran yang lebih rendah
- Medco menandatangani term facility agreement senilai USD 200 Juta pada 24 November 2015
- Penjualan mobil diperkirakan tumbuh 5% YoY pada 2016
- Transaksi di pasar sekunder turun 45% menjadi Rp 457 miliar dengan frekuensi trading hanya 78 kali dari 25 obligasi yang ditransaksikan
- Direktur Pemeringkatan Pefindo, Vonny Widjaja mengatakan telah menerima mandat pemeringkatan obligasi korporasi senilai Rp 7,6 triliun per November.
Berita Obligasi
OJK Izinkan Pendirian Reksadana Single Sukuk |
OJK Izinkan Pendirian Reksadana Single Sukuk.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis aturan yang memperbolehkan reksadana memutar minimal 85% dana kelolaan pada surat utang syariah (Sukuk). Aturan ini tercantum dalam Peraturan OJK No.19/POJK.04/2015, tentang penerbitan dan persyaratan reksadana syariah. Dengan aturan ini, memungkinkan manajer investasi reksadana berbasis Sukuk ini menempatkan seluruh dana kelolaan hanya pada satu Sukuk, atau single Sukuk. Hal ini berbeda, dengan reksadana pendapatan tetap syariah, yang hanya boleh memutar maksimal 10% dana kelolaan pada satu sukuk. Aset dasar reksadana single Sukuk beragam, mulai dari Sukuk negara dan korporasi; serta surat berharga komersial syariah yang jatuh tempo setahun atau lebih (dengan kategori layak investasi).
Aturan baru OJK ini akan dihadapkan pada keterbatasan aset dasar reksadana syariah, khususnya denominasi rupiah. Sebagai gambaran, sukuk berbasis proyek (Project Based Sukuk/ PBS) saat ini hanya tersedia sebanyak 10 seri dengan outstanding senilai Rp 79,7 triliun. Kondisi tersebut jauh bila dibanding dengan obligasi pemerintah konvensional seri fixed rate yang memiliki sebanyak 41 seri senilai total Rp 1.055 triliun. Minimnya PBS yang beredar membuat manajer investasi mencari seri yang miliki likuiditas paling baik, seperti PBS004; PBS006; dan PBS008, yang miliki outstanding antara Rp 10 triliun hingga Rp 20 triliun, atau outstanding tertinggi dibanding seri PBS lainnya.
Obligasi Perbankan Dorong Transaksi Sekunder di Awal Pekan.
|
Obligasi Perbankan Dorong Transaksi Sekunder di Awal Pekan.
Pasar sekunder obligasi korporasi mengawali pekan ini dengan nilai transaksi tinggi mencapai Rp 1.043 miliar dan 95 kali transaksi. Nilai transaksi tersebut meningkatlebih dari dua kali lipat dibanding nilai transaksi akhir pekan kemarin yang hanya Rp 331 miliar. Meningkatnya aktifitas pasar di awal pekan ini didorong oleh transaksi obligasi di sektor perbankan.
Dari 37 seri yang diperdagangan kemarin, terdapat 3 seri obligasi perbankan yang diperdagangkan dengan volume dan frekuensi tinggi yaitu BNGA 10,85% 2020 dengan yield 11,12% (+28 bps), PNBN 10,50% 2017 ditransaksikan pada par dan BNII 10,75% 2018 dengan yield turun 53 bps ke 10,65%. Ketiga obligasi perbankan tersebut ditransaksikan dengan frekuensi tinggi yaitu 5 - 9 kali, jauh diatas rata-rata obligasi lainnya yang hanya 2 hingga 3 kali.
Selain itu, transaksi dengan volume tinggi juga dicatatkan oleh dua obligasi Adira Finance yang mengalami kenaikan yield signifikan; Adira Finance 9% 2016 dengan yield melebar hingga 111 bps ke 9,39% dan Adira Finance 9,5% 2018 yang ditransaksikan pada harga parnya.
XL Axiata Tawarkan 4 Seri Sukuk |
Salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL Axiata Tbk menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan senilai Rp 1,5 triliun dalam empat seri. Sukuk Seri A (1 tahun) senilai Rp 494 miliar ditawarkan dengan imbal hasil setara dengan 8,75% per tahun dan Seri B (3 tahun) senilai Rp 258 miliar ditawarkan dengan imbal hasil 10,25%. Sedangkan untuk seri C (5 tahun) dan D (7 tahun) masing-masing ditawarkan senilai Rp 323 miliar dan Rp 425 miliar dengan tawaran imbal hasil 10,5% dan 11% per tahun.
Penerbitan sukuk ini merupakan tahap I dari program Sukuk Ijarah Berkelanjutan I dengan target dana sebesar Rp 5 triliun. Yang menjadi obyek ijarah dalam sukuk ini adalah hak manfaat atas peralatan telekomunikasi milik Perseroan. Selain itu, XL Axiata akan menggunakan dana hasil penerbitan sukuk untuk membiayai belanja modal yakni pembayaran penggunaan frekuensi 2G ke Pemerintah.
Dalam rangka penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan ini, XL Axiata telah memperoleh hasil pemeringkatan AAA(idn) oleh Fitch Ratings Indonesia. Perseroan akan menggelar penawaran umum pada 25-27 November 2015 dan akan dicatatkan di BEI pada 3 Desember 2015.
Stock Highlights, 25 Nov 2015
Stock Highlights, 25 Nov 2015 |
- Berau Coal Energy (BRAU) akan buyback obligasi senilai US$ 450 Million
- Indika Energy (INDY) akan buyback obligasi senilai US$ 300 Million
- Merdeka Copper Gold (MDKA) caripinjaman ke bank senilai US$ 130 Million
- Pembangunan Perumahan (PTPP) mengakuisisi PT Hasta Kreasimandiri
- Wijaya Karya (WIKA) memfokuskan untuk ekspansi di Arab Saudi, Filipina, dan Aljazair
- Pemerintah menandatangani tiga proyek bendungan senilai IDR 1.8 Triliun
- Indosat (ISAT) dan Erajaya (ERAA) bekerjasama dalam bisnis ritel
- United Tractors(UNTR) mengurangi belanja modal (capex) untuk tahun 2016
- Jakarta Setiabudi akan ekspansi ke luar Jawa
- MNC Investama (BHIT) akan mengalokasikan IDR1 Triliun untuk ekspansi
- Modern Internasional tergetkan penjualan sebesar IDR 1.2 Triliun pada tahun 2016
- Sorini Agro Asia untuk melepaskan saham ke investor institusi
- XL Axiata Tbk menawarkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan senilai Rp 1,5 triliun dalam empat seri . Klik Disini
- Pasar sekunder obligasi korporasi mengawali pekan ini dengan nilai transaksi tinggi mencapai Rp 1.043 miliar dan 95 kali transaksi
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis aturan yang memperbolehkan reksadana memutar minimal 85% dana kelolaan pada surat utang syariah (Sukuk). Klik Disini
Dua Perusahaan Siap Rilis Obligasi
Bank Jateng dan Bima Multi Finance akan rilis obligasi |
Perusahaan dari sektor perbankan dan pembiayaan siap menertibkan obligasi dalam waktu dekat, yakni Bank Jateng dan Bima Multi Finance. Total penerbitan obligasi mencapai Rp 800 miliar dengan masing-masing sebesar Rp 500 miliar dan Rp 300 miliar. Bank Jateng berencana menawarkan obligasi subordinasi sedangkan Bima Multi Finance akan menawarkan obligasi berkelanjutan. Bank Jateng akan menggunakan dana hasil obligasi untuk memperkuat modal perseroan dan Bima Multi Finance akan menggunakannya untuk modal kerja dan diversifikasi pendanaan
Stock Highlights, 23 Nov 2015
Stock Highlights, 23 Nov 2015 |
- Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) memulai menjajaki proyek pembangunan jalan tol
- Indosat (ISAT) tanggal 19 November 2015 berganti nama dari Indosat menjadi Indosat Ooredoo yang fokus pada bisnis digital
- Penjualan semen Indonesia tumbuh sebesar 11,5%
- Dua Putra menerima stellar response untuk IPO
- Indorama menyisihkan USD 60 Milion untuk Ekspansi di Indonesia dan Uzbekistan
- Mayora (MYOR) untuk membuka pabrik di Cina
- BI memproyeksikan defisit neraca perdagangan sebesar USD 6 Billion
- Bank Indonesia memprediksikan pertumbuhan PDB 4,8-4,9%
- Bank Jateng dan Bima Multi Finance siap menerbitkan obligasi dalam waktu dekat
Stock Highlight, 20 Nov 2015
Stock Highlight, 20 Nov 2015 |
- Ekspor CPO Indonesia diprediksi menurun sekitar 2.5 Million pada 2016
- Summarecon Agung (SMRA) akan mempromosikan project Summarecon Bandung pada bulan ini
- Summarecon Agung (SMRA) pada tahun 2016 akan mengerjakan project township di Makassar
- Sampoerna Agro (SGRO) prediksi pertumbuhan produksi tahun 2016 sebanyak 5%Yoy
- Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) pada tahun 2016 akan mulai menggunakan pinjamannya senilai US$ 1.2 Miliar
- Pembangunan Perumahan (PTPP) menurunkan target pendapatan tahun 2015 menjadi Rp 15.6 Triliun akibat penundaan beberapa proyek
- Kalbe Farma (KLBF) akan bekerjasama dengan perusahaan Australia, Blackmores Ltd.
- Indosat (ISAT) merubah nama dari Indosat menjadi Indosat Ooredoo dan berfokus pada Bisnis Digital
- Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) menandatangani nota kesepahaman untuk pembangunan jalan tol senilai total US$ 5.6 Miliar
- Komite Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan mengawasi mengawasi Harga Paten Obat
- Acset Indonusa dijual tanah di Menteng, Jakarta
- Bukit Asam (PTBA) sedang mempersiapkan untuk menggunakan pinjaman USD 1.2 Billion dari CEXIM
- Anak usaha Soechi Lines 'menerima fasilitas kredit dari Bank RHB
- XL meluncurkan publik 4G / LTE layanan internet berkecepatan tinggi
- Kereta cepat Jakarta - Bandung masih menunggu izin
- Utang Luar Negeri Indonesia mengalami penurunan di Q3 2015
- Citra Marga Nushapala Persada,(CMNP) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun
- Indonesia’s CPO exports seen down by 2-2.5mn tones in 2016
- Summarecon Agung (SMRA) will announce the project Summarecon Bandung this month
- Summarecon Agung (SMRA) in 2016 will start working township project in Makassar
- Sampoerna Agro (SGRO) forecast production growth in 2016 by 5% Yoy
- Tambang Catubara Bukit Asam (PTBA) in 2016 will begin to use a loan worth US $ 1.2 Billion
- Housing Development (PTPP) lowered its revenue target in 2015 to Rp 15.6 trillion due to
- the delay of some projects Kalbe Farma (KLBF) will work with the Australian company, Blackmores Ltd.
- Indosat (ISAT) to change the name of becoming Indosat Indosat Ooredoo and focusing on Digital Business
- Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) signed a memorandum of understanding for the construction of toll roads totaling US $ 5.6 Billion
- Business Competition Supervisory Committee (KPPU) to supervise Price of Patent Drugs
- Acset Indonusa sold land in Menteng, Jakarta
- Bukit Asam is preparing to spend USD1.2bn loan from Cexim
- Soechi Lines’ subsidiary received credit facility from RHB Bank
- Waskita Karya to extend Bali Toll Road
- XL publicly launches 4G/LTE high-speed internet service
- Jakarta – Bandung highspeed train is still waiting for permission
- Indonesia’s External Debt Decreased in Q3 2015
Stock Highlights, 17 Nov 2015
Stock Highlights, 17 Nov 2015 |
- Konstruksi perusahaan '10M15 kemajuan kontrak baru
- Rukun Raharja (RAJA) mengalokasikan capital expenditure USD 40 Million
- Kawasan Industri Jababeka (KIJA) berencana mengembangkan kawasan industri diluar pulau jawa
- Sampoerna (HMSP) khawatir dengan naiknya cukai tembakau
- Gaikindo memprediksi penjualan mobil 2016 akan flat setelah penurunan bulan ini
- Akasha Wira Internasional (ADES) sudah menaikan kapasitas produksi untuk air minum
- Aneka Tambang (ANTM) sudah menandatangani kontrak dengan Newcrest Mining Ltd.
- J Resources Asia Pasifik (PSAB) mengalokasikan belanja modal (Capital expenditure) senilai US$ 50 Juta untuk tahun 2016
- Semen Indonesia (SMGR) mencatatkan peningkatan penjualan semen pada bulan Oktober sebesar 11%Yoy
- BPS merilis data neraca perdagangan dengan catatan surplus sebesar USD 1,02 miliar pada Oktober 2015
- Construction companies’ 10M15 new contract progress
- Rukun Raharja allocates USD40mn capex
- Kawasan Industri Jababeka aims to develop non-Java industrial area
- Sampoerna concerned about rising tobacco excise Gaikindo sees 2016 car sales flat lining after disappointing monthly drop
- Akasha Wira International (ADES) has raised its production capacity for drinking water
- Antam (ANTM) has signed a contract with Newcrest Mining Ltd.
- J Resources Asia Pacific (PSAB) has allocated a capital expenditure of US $ 50 million for 2016
- Semen Indonesia (SMGR) recorded an increase in cement sales in October by 11% YoY
STOCK HIGHLIGHTS, 16 Nov 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 16 Nov 2015 |
- Indeks harga konsumen (IHK) menunjukkan inflasi sebesar 4,8%
- Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia turun USD 1 miliar
- Harga Emas untuk Hari Ini IDR 549.000 per gram
- IPO - PT Indonesia Pondasi Raya akan terbitkan 303 juta lembar saham
- PT Eagle High Plantations (BWPT) pada 2016 akan ekspansi pabrik kelapa sawit
- PT Lautan Luas (LTLS) mengalokasikan capital expenditure (belanja modal) sebesar IDR 250 Miliar
- PT Hanson International (MYRX) berencana untuk membeli lahan seluas 20 Ha di Bekasi
- PT Rukun Raharja (RAJA) mengalokasikan capital expenditure (belanja modal) sebesar US$ 40 Million untuk tahun 2016
- Jasa Marga (JSMR), Wijaya Karya (WIKA), Semen Indonesia (SMGR) dan PP Properti (PPRO) berencana terbitkan obligasi
- Aktivitas perdagangan obligasi korporasi di pasar sekunder sepi dengan volume Rp 340 miliar
- The consumer price index (CPI) showed inflation of 4.8%
- Bank Indonesia (BI) reported that Indonesia's foreign exchange reserves fell to USD 1 billion
- Gold Prices for Today £ 549,000 per gram
- IPO - PT Indonesia Raya Foundation will issue 303 million shares
- PT Eagle High Plantations (BWPT) in 2016 will be the expansion of palm oil mill
- PT Ocean Area (LTLS) allocated capital expenditure amounted to £ 250 billion
- PT Hanson International (MYRX) plans to buy 20 hectares of land in Bekasi
- PT Rukun Raharja (KING) allocated capital expenditure amounted to US $ 40 Million for 2016
- Jasa Marga (JSMR), Wijaya Karya (WIKA), Cement Indonesia (SMGR) and PP Property (PPRO) plans to issue bonds
- Corporate bond trading activity in the secondary market was decreased with volume USD 340 billion
STOCK HIGHLIGHTS, 13 November 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 13 November 2015 |
- PT Acset Indonusa (ACST) mengincar nilai kontrak baru sebesar Rp 3.41 Triliun untuk 2016
- PT United Tractors (UNTR) sedang mengkaji tender power plant 2x1,000 MW di Jawa Tengah
- PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) mengalokasikan dana capital expenditure sebesar Rp 1.21 Triliun untuk 2016
- PT AKR Corporindo (AKRA) ekpansi terminal logistik bahan bakar minyak (BBM) senilai US$ 70 Million
- PT Kalbe Farma (KLBF) mengalokasikan capital expenditure sebesar IDR 1.2 Million
- PT Unilever Indonesia (UNVR) berencana ekspansi pabrik oleokimia di kawasan ekonomi khusus (KEK)
- PT Gudang Garam (GGRM) menambah pinjaman bank
- PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) incar petambahan revenue 13%
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjaga standart harga
- PLTG Gorontalo mulai beroperasi pada akhir 2015
- Inflasi di prediksi mencapai di bawah 3,6% YoY pada akhirnya 2015
- PT Mandiri Tunas Finance melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II senilai total Rp 2 triliun
- PT Acset Indonusa (ACST) targeting new contracts worth Rp 3:41 Trillion in 2016
- PT United Tractors (UNTR) is still in the feasibility study to bid 2x1,000 MW power plant
- PT Unilever Indonesia (UNVR) will expand oleochemical plant in a special economic zone (SEZ) Sei Mangkei in North Sumatra
- PT Gudang Garam (GGRM) to add bank loan
- Kalbe Farma to allocate IDR1.2trn worth of capex for next year
- PT Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) allocates IDR1.2trn capex
- PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) aims 13% revenue growth
- Unilever to keep price level
- PLTG Gorontalo commence operation in late 2015
- Inflation might reach below 3.6% YoY in end 2015
Bank Indonesia Optimistis Inflasi 2015 Dibawah 3,6%
Bank Indonesia Optimistic Inflation Below 3.6% in 2015 |
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, laju inflasi jauh berada di bawah target dalam asumsi makro ekonomi yang terdapat dalam APBN-P 2015 sebesar 4% plus minus 1%. Berdasarkan hasil survei pemantauan harga (SPH) BI pada minggu pertama November 2015, indeks harga konsumen (IHK) secara tahunan menunjukkan inflasi sebesar 4,8%. Rendahnya angka inflasi disebabkan hilangnya base effect dari tingginya inflasi November tahun lalu akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sebagai catatan, inflasi tahunan di November 2014 sebesar 6,23%, melonjak dari bulan sebelumnya 4,83%. Semula BI memperkirakan inflasi akhir tahun ini bisa mencapai 3,6%, akan tetapi terbuka kemungkinan bisa lebih rendah dari itu dikarenakan harga pangan dan impor yang masih terkendali. Jika nanti inflasi pada akhir tahun ini bisa lebih rendah dari 3,6%, maka akan menjadi inflasi terendah selama lima tahun terakhir.
Bank Indonesia (BI) projects, the inflation rate is far below the target in a macro-economic assumptions contained in the Revised State Budget 2015 at 4% plus minus 1%. Based on the results of price monitoring survey (SPH) BI in the first week of November 2015, the consumer price index (CPI) showed inflation on an annual basis by 4.8%. The low inflation rate is due to the loss of the base effect of high inflation in November last year due to the rising price of fuel oil (BBM).
For the record, annual inflation in November 2014 amounted to 6.23%, increased from 4.83% the previous month. Originally BI expects inflation this year could reach 3.6%, but a possibility could be lower than that due to food prices and imports are still controlled. If later on inflation at the end of this year could be lower than 3.6%, it will be the lowest inflation over the last five years.
Source : Fixed Income Research / PT. RHB Securities Indonesia
Definisi Capital Expenditure (CAPEX)
Definisi Capital Expenditure (CAPEX) |
Capital Expenditure (capex) atau belanja modal adalah biaya-biaya yang digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh atau menambah aktiva tetap atau aset fisik seperti properti, bangunan industri atau peralatan.
Sedangkan di penjelasan lain menyatakan bahwa capex adalah pengeluaran yang dapat menghasilkan keuntungan di masa depan dan akan diperhitungkan sebagai pengeluaran modal dan bukan sebagai biaya. Pada umumnya setiap perusahaan akan mengalokasikan capex dalam anggaran belanjanya.
Dari pemahaman sederhana diasatas dapat disimpulakan bahwa capex adalah hal yang sangat penting untuk pengembangan dan pertumbuhan perusahaan. Untuk perusahaan kemungkinan besar selalu mengalokasikan capex dalam anggarannya.
Jika suatu perusahaan tidak mengalokasikan capex, kemungkinan besar lama kelamaan kinerjanya juga akan merosot. Misalnya PT. Ekonomi Banget adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyewaan kendaraan, maka dari itu perusahaan tersebut harus mengalokasikan biaya untuk menjaga kualitas dan peremajaan kendaraan yang disewakannya agar kendaraannya dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
Jika PT. Ekonomi Banget tidak mengalokasikan biaya untuk mejaga kualitas dan peremajaan kendaraannya maka bisa dipastikan kendaraan yang disewakan memiliki kwalitas yang tidak selalu dalam kondisi yang bagus sehingga akan pendapatan perusahan makin lama akan semakin menurun.
Maka dari ilustrasi diatas dapat kita simpulkan bahwa capex adalah hal yang sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan untuk mempertahankan atau menambah keuntungannya.
Capex biasanya dianggarkan dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan setelah itu jika masih ada sisa dari keuntungan tersebut baru dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden.
Capex tidak mesti berasal dari hasil keuntungan perusahaan ataupun dana internal akan tetapi dapat pula bersumber dari dana pihak lain seperti pinjaman bank, penerbitan surat utang, sekuritisasi asset, dll.
Rumus dari Capital Expenditure Ratio |
STOCK HIGHLIGHTS, 12 Nov 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 12 Nov 2015 |
- Indeks Hang Seng (HSI) ditutup positif 0,22%
- Indeks Nikkei 225 ditutup positif 0,10%
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai IDR 3,5 Triliun
- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mendapatkan pinjaman senilai IDR 4,36 Triliun
- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sampai akhir kuartal ketiga 2015 membukukan kenaikan penjualan sebanyak 9,3% senilai IDR 10,5 Triliun
- PT Summarecon Agung (SMRA) berencana untuk menerbitan kontrak investasi kolektif dana investasi real estate (DIRE) senilai US$ 200 Million
- PT Soechi Lines (SOCI) mentapkan alokasi belanja modal tahun 2016 sebanyak US$ 30-50 Million
- Penjualan Ciputra Property Tbk. (CTRP) mencapai 88,2%
- Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) telah menggunakan IDR 1.8 Triliun dari rights issue untuk pembangkit listrik
- Ciputra Development mengalokasikan IDR1.5trn dari capital expenditure
- PT Soechi Lines Tbk (SOCI)mengurangi capital expenditure untuk tahun 2016
- PT. Summarecon Agung Tbk. (SMRA) mengkaji ulang penerbitan real estate investment trust (REIT) senilai USD 200 Million
- Penjualan semen memulai bergerak seiring dimulainya proyek infrastruktur
- Sido Muncul (SIDO) memperluas kapasitas produksi empat kali lipat
- PT Steel Pipe Industry of Indonesia (Spindo) memproduksi baja untuk pembuatan mobil
- Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) mempersiapkan IDR 1.7 trn untuk capital expenditure tahun 2016
- Penjualan semen Oktober menunjukkan melonjak sebanyak 6.37 m ton (+ 11,5% MoM)
- Benchmark batubara Indonesia di Nov'15 turun 5,16% mom
- New Issuance PBS011 Tutup Lelang Sukuk Terakhir 2015
- Transaksi Sekunder Turun ditengah Minimnya Sentimen Pasar
- Perusahaan Terkait Infrastruktur akan Terbitkan Obligasi
- Minat Tinggi FR0056 Jelang Penetapan Benchmark
- Outlook Peringkat Bank BJB Kembali Stabil
- PP Properti mengincar medium term notes (MTN) dan Obligasi
Definisi Net Profit Margin
Definisi Net Profit Margin |
Net Profit Margin adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah semua biaya operasi, bunga, pajak dan dividen untuk preferred stock (tidak termasuk deviden common stock) telah dikurangi dari total pendapatan perusahaan.
Rumus untuk Net Profit Margin adalah:
Rumus Net Profit Margin |
Dengan membagi laba bersih dengan total pendapatan, kita dapat melihat berapa persen kontribusi pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan, hal ini tentunya baik bagi investor.
Mari kita lihat pada laporan laba rugi hipotetis untuk Perusahaan XYZ:
Contoh Net Profit Margin |
Menggunakan rumus dan informasi di atas, maka kita dapat menghitung bahwa Net Profit Margin dari Perusahaan XYZ adalah $ 30.000 / $ 100.000 = 30%
Net Profit Margin adalah salah satu yang paling penting di bidang keuangan. Pemegang Saham dapat melihat seberapa baik sebuah perusahaan tersebut mengkonversi pendapatan menjadi keuntungan bagi pemegang saham. Net Profit Margin sering digunakan untuk membandingkan perusahaan dalam industri yang sama, proses yang dikenal sebagai margin analysis
Net Profit Margin adalah persentase penjualan, bukanlah jumlah mutlak, sehingga bisa sangat berguna untuk membandingkan Net Profit Margin antara perusahaan yang memiliki sektor yang sama, untuk melihat perusahaan mana yang paling efektif dalam mengkonversi penjualan menjadi keuntungan.
Definisi Operating Profit Margin
Operating Profit Margin |
Operating Profit Margin berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya variabel produksi seperti upah, bahan baku, biaya bunga, pajak dll.
Hal yang bisa dilihat dari Operating Profit Margin adalah jika semakin tinggi rasio Operating Profit Margin maka semakin bagus pula perusahaan tersebut, sedangkan rumusnya adalah sebagai berikut
STOCK HIGHLIGHTS, 10 Nov 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 10 Nov 2015 |
- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan targetkan perolehan dari cukai rokok pada tahun 2016 sebesar IDR 139 Triliun
- PT Indocement Tunggal (INTP) turunkan alokasi belanja modal tahun 2016
- PT Lippo Karawaci (LPKR) berencana menjual hotel yang terletak di Bali dan Yogyakarta senilai Rp 2.2 Triliun ke real estate investment trust (REIT)
- PT Medco Energi International (MEDC) berencana untuk melunasi utang jatuh tempo perseroan senilai US$ 260 million tahun 2016
- PT Hanson International (MYRX) berencana untuk menerbitkan saham baru tanpa HMETD dengan harga penawaran IDR 700 per lembar
- PT United Tractors (UNTR) menganggarkan belanja modal berkisar US$ 200 -US$ 250 pada tahun 2016
- Bank Negara Indonesia (BBNI) berencana untuk memulai revaluasi aset
- Pembangunan Perumahan amankan kontrak baru senilai IDR18.6 Trilliun pada Oct 2015
- Otoritas Bea Cukai untuk menetapkan tarif cukai tembakau baru
- Pemerintah berencana merevisi turun individu dan pajak penghasilan badan (PPh)
- PT Bukit Asam (PTBA) kicks off pembangunan 1.24GW pembangkit listrik berbahan bakar batubara
- PT Bukit Asam (PTBA)berencana untuk mengekspor listrik ke ASEAN
- Panorama tingkatkan kepercayaan diri melalui Visa-Free Policy yang dicanangkan pemerintah
- Cadangan asing Penurunan US $ 100,7 pada bulan Oktober
- PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Terbitkan Obligasi Rp 528 Miliar di Desember
- PT Wijaya Karya (Persero), Tbk tengah mengkaji untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 6 triliun
- Obligasi BUMN Pacu Transaksi Awal Pekan
- Seri FR0056 (10,9-tahun) dan FR0072 (20,5-tahun) ditawarkan dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (10/11)
Ekonomi Tumbuh 4,73% di Kuartal III; Paket Ekonomi Jilid VI Bidik KEK.
Ekonomi Tumbuh 4,73% di Kuartal III; Paket Ekonomi Jilid VI Bidik KEK. |
Ekonomi Indonesia mulai tumbuh di kuartal III, meningkat 4,73% yoy, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya 4,67% namun masih rendah dari konsensus pasar yang sebesar 4,8%. Yoy.
Seperti ekspektasi pasar, konsumsi pemerintah mulai meningkat pada kuartal III yang tumbuh 6,56% sedangkan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,96%. Namun demikian, tahun ini dipastikan tidak akan bisa mencapai target pertumbuhan yang tertera dalam APBN-P 2015 yang sebesar 5,7%.
Darmin Nasution, menteri koordinator bidang perekonomian juga kemarin mengiyakan bahwa ekonomi akan susah menembus level 5%, hal ini dikarenakan faktor global yang masih lesu dan terjadinya penurunan harga komoditas sehingga volume ekspor pun masih terlihat akan tumbuh rendah.
Selain itu, kemarin pemerintah kembali mengumumkan paket ekonomi jilid VI yang membidik pertumbuhan ekonomi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pemerintah akan memberikan pengurangan pajak penghasilan (Pph) hingga 100% bagi investor yang menanamkan modal lebih dari Rp 1 triliun di Kawasan Ekonomi Khusus.
Fasilitas lainnya adalah pembebasan pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) bagi barang impor dan property asing di KEK
Sumber : PT.
RHB Securities Indonesia / Fixed
Income Research
Foreign Exchange Reserves Down $ 1 Billion in October
Foreign Exchange Reserves Down $ 1 Billion in October |
Bank Indonesia (BI) reported that Indonesia's foreign exchange reserves fell to USD 1 billion to USD 100.7 billion as of end October 2015 from the end of September 2015 in the position of USD 101.7 billion.
This decrease is relatively smaller than the decrease in international reserves in September 2015 were down USD 3.6 billion to USD 101.7 billion. Foreign exchange reserves at the end of October 2015 was enough to cover 7.1 months of imports or 6.6 months of imports and government foreign debt payments.
Cadangan Devisa Turun USD 1 Miliar di Oktober
Cadangan Devisa Turun USD 1 Miliar di Oktober |
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia turun USD 1 miliar menjadi USD 100,7 miliar per akhir Oktober 2015 dari posisi akhir September 2015 di posisi USD 101,7 miliar.
Penurunan ini relatif lebih kecil dibandingkan penurunan posisi cadangan devisa pada September 2015 yang turun USD 3,6 miliar menjadi USD 101,7 miliar.
Posisi cadangan devisa per akhir Oktober 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
STOCK HIGHLIGHTS, 9 Nov 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 9 Nov 2015 |
- Bukit Asam kicks off construction of 1.24GW coal-fired power plant
- Indofood’s China Minzhong Food sees profits plunge 73.1%YoY
- Kimia Farma face delay in pharmaceutical salts commercial sales
- Nusa Konstruksi Enjiniring profit drops as contracts dry up
- Panorama Gets Confidence Boost From Govt's Visa-Free Policy
- Foreign Reserves Decreased to US$100.7 in October
STOCK HIGHTLIGHTS, 6 Nov 2015
STOCK HIGHTLIGHTS, 6 Nov 2015 |
- Aneka Tambang booked IDR5.743trn of new equity capital
- Perusahaan Gas Negara re-activate FSRU Lampung
- PLN records an increase in electricity usage during night hours
- Sawit Sumbermas has completed another acquisition
- Waskita is targeting IDR1.6trn in FY16’s net profit
- Trans-Sumatra toll road on schedule
- Indonesian unemployment rises
- Tax collection has reached 60% of the target
- Economic Growth Held Stable and Full Year Growth Will Still Be Softer
Indonesia Economy Grows 4.73% In The Third Quarter
Indonesia Economy Grows 4.73% In The Third Quarter |
Economy Package Volume VI aim SEZ. Indonesian economy began to grow in the third quarter, increase of 4.73% yoy, higher than the previous quarter which is only 4.67%, but still lower than the market consensus of 4.8%. Yoy.
Such as market expectations, government consumption began to increase in the third quarter which grew 6.56%, while household consumption grew 4.96%.
However, this year certainly will not be able to achieve the growth targets set out in APBN-P 2015 that aimed 5.7%.
Darmin Nasution, the coordinating minister for the economy yesterday also agreed that the economy will be difficult to break the level of 5%, this is due to global factors that are still sluggish and the decline in commodity prices so that the volume of exports will grow still look low.
Yesterday the government announced again economic package volume VI targeting economic growth in the Special Economic Zone (SEZ).
The Government will provide income tax deductions (income tax) up to 100% for investors who have invested more than USD 1 trillion in Special Economic Zones. Other facilities are the exemption of value added tax and luxury sales tax (PPnBM) for imports and foreign property in SEZ
Government Add USD 5 Billion Debt For Deficit Anticipation-P 2015
Government Add USD 5 Billion Debt For Deficit Anticipation-P 2015 |
The government plans to spend up to USD 5 billion from bilateral and multilateral loans to anticipate widening state budget deficit in 2015 over 2.23% of GDP (assuming the revised 2015 revised budget deficit of only 1, 9%).
These funds come from the stand-by loan of USD 3.2 billion loan from the World Bank and other programs. Shortages or $ 1.8 billion more will be obtained from Bank loans Builders Asia (ADB) amounting to USD 500 million, Japan and Australia amounted to USD 300 million.
The rest of the USD 1 billion is planned to be going through a private placement (private placement) sale of Government Securities (GS) in the primary market.
STOCK HIGHLIGHTS, 5 Nov 2015
STOCK HIGHLIGHTS, 5 Nov 2015 |
- Modernland (MDLN) revised down marketing sales target
- Pembangunan Perumahan has realised IDR877bn of capex
- Sri Rejeki Isman (SRIL) reported 29.6%YoY earnings growth
- Consumer Confidence Index Increased in October
- Government vows to speed up spending
- China drags down economic growth target
Consensus expectations of GDP Grows 4.8%
Consensus expectations of GDP Grows 4.8% |
Based on market consensus reported by Bloomberg, the economy in the third quarter will grow 4.8% compared to 4.67% in the previous quarter. While Bank Indonesia itself has a more optimistic predictions that grew up to 4.85% yoy fueled by increasing government investment.
Jokowi on Monday declared that government spending has reached 70% of the budget, or more than doubled from the end of June. The high market expectations for economic recovery in the third quarter made the rupiah strengthened to the level of USD 13 435 per US dollar yesterday.
But we see if the GDP growth in the third quarter declined below market expectations, the room for cuts in the BI rate was more open. Yesterday, Nasution, the Coordinating Minister for Economic Affairs and former central bank governor also said that there is room for a rate cut following the improvement of the balance of payments that is driven by the narrowing of the current account deficit.
Subscribe to:
Posts (Atom)