Berita Ekonomi : Inflasi November Turun 4,89% yoy, Reksadana Fixed Income Bertumbuh, Obligasi Summarecon dan WOM Finance Oversubscribed dan Penerbitan SUN Valas USD 3,5 Miliar, dalam Rangka Pre Funding 2016



Inflasi November Turun 4,89% yoy. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi kembali terjadi di November sebesar 0,21% MoM setelah dua bulan sebelumnya mencatatkan deflasi. Secara tahunan, inflasi hanya tercatat 4,89% yoy. Sedangkan secara tahun kalender (Januari - November) inflasi tercatat hanya sebesar 2,37%, terendah dalam lima tahun terakhir. Adapun inflasi inti pada bulan November mencapai 4,77% yoy, terendah sepanjang 2015. Dengan inflasi yang terlihat semakin mengecil maka ruang untuk penurunan suku bunga semakin terbuka. Namun faktor volatilitas rupiah masih menjadi concern utama BI dalam menentukan suku bunga acuan saat ini. Kami memprediksi bahwa Bank Indonesia masih akan tetap menahan suku bunga di level 7,5% pada pertemuan terakhirnya di tahun ini.

Reksadana Fixed Income Bertumbuh. 

Tingkat pengembalian investasi (return) reksadana pendapatan tetap (fixed income) sejak akhir 2014 hingga November 2015 rata-rata tumbuh 3,2%. Fixed Income menjadi satu-satunya jenis reksadana yang bertumbuh dibanding reksadana saham yang terpangkas 18,3%, sedangkan reksadana campuran turun 8,9%. Pertumbuhan reksadana fixed income ditopang oleh sentimen dalam negeri. Selain itu, pertumbuhan return reksadana fixed income tidak terlepas dari inflow investor asing ke pasar surat utang, seiring bukukan net sell di pasar saham. Sentimen rencana kenaikan suku bunga the Fed sangat berpengaruh terhadap pasar saham.

Obligasi Summarecon dan WOM Finance Oversubscribed. 

Obligasi yang sedang ditawarkan oleh Summarecon Agung Tbk (Summarecon) dan Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) masing - masing 1,5 kali - 1,7 kali dan 1,3 kali. Permintaan terhadap obligasi Summarecon mencapai Rp 750 miliar - Rp 850 miliar dari target nilai emisi Rp 500 miliar. Awalnya Summarecon menawarkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I 2015 dalam dua seri, 3 dan 5 tahun, namun hasil bookbuilding mencatat tenor panjang lebih banyak diminati oleh investor. Akhirnya Summarecon memutuskan untuk menerbitkan obligasi hanya dalam satu seri dengan tenor 5 tahun dan memberikan kupon sebesar 11,25% atau 25 bps lebih tinggi dari batas bawah penawaran.

Di lain pihak, WOM Finance tercatat membukukan permintaan obligasi senilai Rp 800 miliar dari target emisi Rp 600 miliar. Dari dua seri yang ditawarkan, WOM Finance memutuskan untuk memberikan kupon sebesar 9,35% untuk Seri A (1 tahun) yang lebih tinggi 10 bps dari batas bawah penawaran. Sedangkan Seri B (3 tahun) ditetapkan akan memberikan kupon sebesar 10,8% atau 5 bps di bawah batas atas penawaran. Sebagai catatan, Summarecon berperingkat idA+ dari Pefindo dan WOM Finance berperingkat AA(idn) dari Fitch Indonesia.

Penerbitan SUN Valas USD 3,5 Miliar, dalam Rangka Pre Funding 2016. 

Pada 2 Desember 2015 (1 Desember 2015 waktu New York), pemerintah melakukan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN) denominasi dolar AS seri RI0126 dan RI0146. Transaksi ini merupakan bagian dari Program Global Medium Term Notes (GMTN) senilai USD 40 miliar. Penerbitan SUN valas ini merupakan bagian dari kebijakan pre funding, sesuai Undang-undang No.14 tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016, yaitu melakukan penerbitan SUN pada akhir tahun 2015. Kebijakan pre funding ini untuk menjamin ketersediaan anggaran awal tahun anggaran 2016.

Pemerintah menerbitkan seri RI0126 tenor 10-tahun dengan kupon sebesar 4,75% senilai USD 2,25 miliar. Investor ekspektasikan yield lebih tinggi 5 bps (4,80%) dari kupon, atau bukukan harga di level 99,59%. Investor pembeli terbesar berasal dari wilayah Amerika Serikat, dan dari sektor asset manager dan bank. Sedangkan seri RI0146 tenor 30-tahun menawarkan kupon sebesar 5,95% senilai USD 1,25 miliar. Sama halnya seperti seri RI0126, investor ekspektasikan yield RI0146 lebih tinggi 5 bps (6,0%) dari kupon yang ditawarkan, sehingga bukukan harga di level 99,29%. 

Sebagai catatan, lelang SUN valas ini bukukan total penawaran masuk (total order book) senilai USD 8,1 miliar, atau bukukan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 2,3 kali. Indonesia memperoleh peringkat BBB- (stable) dari Fitch, BB+ (positive) dari S&P, dan Baa3 (stable) dari Moody’s.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »