Economics Hightlights, 27 Nov 2015


Economics Hightlights, 27 Nov 2015
Economics Hightlights, 27 Nov 2015

  • Tower Bersama dorongan untuk bisnis penyewaan menara
  • Waskita Karya membukukan kontrak baru Rp 27,9 TRN 
  • Garuda siap USD 500 Juta untuk ekspansi
  • Pakuwon Jati menerima hasil penjualan sebanyak Rp 2,73 trn
  • Unilever ekspansi Tanaman Oleochemical di Sumatera Utara senilai Rp 2 Triliun

GOVERNMENT BONDS

Ex Benchmark Tutup Lelang SUN Terakhir 2015. Pemerintah tawarkan FR0053 (5,6-tahun) dan FR0056 (10,8-tahun) pada lelang Selasa (01/12) pekan depan, atau lelang SUN terakhir tahun 2015. Sebagai catatan, dua seri tersebut masing-masing adalah eks benchmark 10-tahun dan 15-tahun pada 2011 silam. Pemerintah berusaha meningkatkan outstanding, dan menciptakan likuiditas yang baik; seiring dua seri tersebut akan dijadikan sebagai benchmark baru 5-tahun dan 10-tahun periode 2016 mendatang. 

Sejak Juni 2015 lalu, pemerintah kembali aktif menawarkan FR0053 kepada investor, baik melalui lelang SUN, debt switch, maupun private placement, mendorong outstanding seri ini dari senilai Rp 20,6 triliun (Mei 2015) menjadi Rp 55,5 triliun (Oktober 2015). Sebagai perbandingan, outstanding benchmark baru 5-tahun tersebut saat ini, masih dibawah outstanding FR0069 (benchmark 5-tahun saat ini) yang senilai total Rp 60,7 triliun. Hal serupa juga dilakukan pemerintah terhadap benchmark baru 10-tahun FR0056. 

Berdasarkan data IDX per Oktober 2015, outstanding FR0056 senilai Rp 41,4 triliun, baru sebesar 33% dari total outstanding FR0070 (benchmark 10-tahun saat ini) yang senilai Rp 125 triliun. Masih rendahnya outstanding, berpeluang membuat pemerintah terus agresif tawarkan FR0053 dan FR0056 tersebut dalam lelang – lelang SUN tahun 2016 mendatang. Pada lelang SUN terakhir 2015 ini, pemerintah juga menawarkan FR0073 (15,5-tahun) atau benchmark baru 15-tahun periode 2016 mendatang.

Obligasi ASF dan ADMF Dominasi 45% Transaksi Sekunder. 

Aktifitas perdagangan kemarin kembali terlihat sepi dengan nilai transaksi menurun 33% menjadi Rp 305 miliar. Obligasi Astra Sedaya Finance (ASF) dan Adira Finance (ADMF) mendominasi transaksi di pasar sekunder kemarin dengan total volume transaksi mencapai Rp 138 miliar (45% total volume pasar) dari total 7 seri yang diperdagangkan. Selain itu, aksi beli kembali membuat yield TAXI 12.25% 2019 turun drastis hingga ke level 12.42% setelah pekan lalu menyentuh 16.77%. Sementara itu, penurunan yield terlihat pada obligasi teraktif lainnya yaitu AKRA 8.75% 2019 yang turun 24bps ke level 10.51%. Sebagai catatan, AKRA 8.75% 2019 (o/s Rp 877 miliar) adalah obligasi yang termasuk aktif diperdagangkan selama bulan November ini dengan frekuensi 35 kali. Sedangkan seri obligasi AKRA seri B yaitu AKRA 8,40% 2017 (o/s Rp 623 miliar), berdasarkan data IDX, belum pernah diperdagangkan di pasar sekunder selama bulan November ini.

Bima Finance Tawarkan Kupon Hingga 14,5%. 

Bima Multi Finance menawarkan kupon antara 13% hingga 14,5% untuk obligasi berkelanjutan tahap I senilai Rp 150 miliar yang rencananya akan dirilis dalam waktu dekat. Obligasi yang telah mendapatkan peringkat BBB dari Pefindo ini ditawarkan dalam 2 seri yakni Seri A dengan tenor 1 tahun ditawarkan dengan kupon 13%-13,5% sedangkan seri B yang bertenor 3 tahun ditawarkan dengan kupon sebesar 14%-14,5%. Seluruh dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Bima Finance tetap fokus untuk menyalurkan pembiayaan dengan portofolio 60% pembiayaan mobil bekas dan 40% pembiayaan motor bekas. Walaupun menyandang peringkat BBB, namun perseroan yakin obligasinya akan terserap oleh perusahaan asuransi yang telah bermitra dengan perseroan.

Sumber : Fixed Income Research / PT. RHB Securities Indonesia

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »