Apresiasi Rupiah Topang Yield SUN Awal Pekan & Obligasi AA Dominasi 66% Transaksi Sekunder

Apresiasi Rupiah Topang Yield SUN Awal Pekan
Apresiasi Rupiah Topang Yield SUN Awal Pekan

Sejumlah SUN bergerak flat, dengan yield benchmark 10-tahun FR0070 di level 8,80% atau relatif sama dari penutupan akhir pekan lalu, berdasarkan data RHB OSK Securities Indonesia. Rupiah menguat terbatas 29 poin ke level Rp 13.666 per dolar AS, setelah tertekan akibat sentimen tarik ulur pengesahan rancangan APBN 2016, dan spekulasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) Desember 2015 mendatang. 

Yield SUN flat juga mencerminkan sikap wait and see investor, mencermati kemampuan Bank Indonesia menjaga volatilitas rupiah (data cadangan devisa), dan pertumbuhan ekonomi (QIII-2015) Indonesia.

Rupiah menguat terbatas setelah bulan Oktober kembali catatkan laju inflasi negatif, yaitu deflasi sebesar 0,08% MoM atau lebih rendah dari bulan sebelumnya deflasi 0,05%. Sentimen positif ini menopang rupiah pasca Jumat (30/10) hampir menyentuh level Rp 13.700 per dolar AS. 

Hari ini, investor mencermati seri baru (new issuance) PBS011 dalam lelang Sukuk. Volatilitas harga maupun yield yang lebar pada Surat Berharga Negara (SBN), khususnya pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/ Sukuk), saat ini, dorong investor berpeluang minati tenor pendek PBS011 ini. PBS011 (7,8-tahun) termasuk tenor pendek jika dibandingkan dengan PBS007 (24,3-tahun) dan PBS005 (27,6-tahun). 

Kami memproyeksikan, investor ekspektasikan imbalan new issuance PBS011 ini antara 8,72% hingga 8,84%. Proyeksi tersebut menggunakan acuan yield PBS002 (6,8-tahun) dan PBS003 (11,8-tahun), penutupan Rabu (28/10) lalu berdasarkan data Bloomberg. Selain PBS011, pemerintah kembali menawarkan (reopening) 2 sukuk tenor pendek lainnya, PBS006 (4,9-tahun) dan PBS009 (2,2-tahun) dalam lelang kali ini.

Obligasi AA Dominasi 66% Transaksi Sekunder

Nilai transaksi masih lesu dengan nilai volume kurang lebih sama dari hari sebelumnya yaitu sebesar Rp 427 miliar. Namun, frekuensi transaksi menurun menjadi 66 kali dibanding 91 kali hari sebelumnya. Aktifitas transaksi banyak terjadi di obligasi rating AA yang menguasai hingga 66% transaksi hari kemarin atau dengan volume Rp 283 miliar. Transaksi tinggi terlihat pada Pegadaian 9,25% 2018 dengan nilai volume hingga Rp 180 miliar dan yield turun 5 bps ke 9,16%. Obligasi teraktif lainnya adalah obligasi perbankan yaitu OCBC NISP 10,25% 2016 dengan yield 9,03% (+60 bps) dan Bank Panin 9,60% 2017 dengan yield naik 8 bps ke level 10,64%.

Sumber : PT. RHB OSK Securities Indonesia / Fixed Income Research

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »