Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), menjadi sentimen positif perdagangan sepekan ini. Investor asing melakukan aksi beli (capital inflow) senilai Rp 2,4 triliun dalam pasar Surat Berharga Negara (SBN). Investor minati yield SBN domestik yang atraktif ditengah tren penurunan yield US treasury.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), kepemilikan investor asing dalam SUN mencapai Rp 565 triliun pada Rabu (20/01) atau meningkat dibanding pekan sebelumnya senilai Rp 562,5 triliun, atau pasca pengumuman penurunan BI rate. Kenaikan kepemilikan tersebut sekaligus merepresentasikan sebesar 38,5% dari outstanding SUN senilai total Rp 1.467,1 triliun dalam periode yang sama. Selain itu, penurunan BI rate tidak langsung direspon dengan penurunan suku bunga kredit, membuat kepemilikan sektor perbankan dalam SBN masih tinggi. Kepemilikan perbankan saat ini senilai Rp 420,1 triliun atau sebesar 28,6%, masih menempati urutan kedua terbesar setelah investor asing.
Berdasarkan data RHB Securities Indonesia, sebagian besar SUN benchmark bukukan penurunan yield kemarin, dengan FR0053 turun paling dalam. Yield SUN tenor pendek 5-tahun FR0053 turun hampir 6 basis poin (bps) ke level 8,42% pada penutupan Kamis (21/01). Kemudian diikuti oleh tenor 15-tahun FR0073 dan 10-tahun FR0056, masing-masing turun 4 bps ke level 8,72% dan turun 3,2 bps ke level 8,47%. Penurunan yield SUN benchmark ditengah penguatan rupiah terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah menguat lebih dari 50 poin ke level Rp 13.907 per dolar AS dalam periode yang sama.
EmoticonEmoticon