Tower Bersama Batal Rilis Obligasi |
PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk memastikan akan membatalkan penerbitan sisa jatah PUB I senilai Rp 3,2 triliun dikarenakan kondisi pasar yang belum kondusif. Sebelumnya Perseroan baru saja selesai melakukan bookbuilding untuk penawaran obligasi senilai Rp 1 triliun, namun mengingat kupon acuan obligasi pemerintah yang sudah tinggi Perseroan mengurungkan niatnya tersebut.
Tower Bersama kemungkinan kembali akan menerbitkan obligasi pada tahun depan dengan menggunakan valuasi laporan keuangan tahun ini. Dari target dana PUB I senilai Rp 4 triliun, Perseroan hanya menerbitkan obligasi senilai Rp 740 miliar dalam satu tahap. Sementara PT Waskita Karya, Tbk tetap melanjutkan penerbitan obligasi senilai Rp 1,5 triliun dengan menawarkan dua seri yakni Seri A (3 tahun) senilai Rp 350 miliar dengan kupon 10,4% dan Seri B (5 tahun) senilai Rp 1,15 triliun dengan tawaran kupon 11,1%.
Perseroan akan menggunakan 30% dana hasil emisi obligasi untuk investasi jalan tol di Jawa dan Sumatera, sedangkan 70% sisanya akan digunakan untuk modal kerja. Masa penawaran akan berlangsung pada 9 & 12 Oktober 2015 dan akan dicatatkan di BEI pada 19 Oktober 2015.
Kepemilikan Asing Stabil 37,8%
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), kepemilikan investor asing per 16 September senilai Rp 528,44 triliun atau sebesar 37,8% terhadap outstanding Surat Utang Negara (SUN) senilai total Rp 1.398,3 triliun. Persentase asing tersebut stabil setidaknya stabil dalam perdagangan 3 pekan terakhir.
Investor asing tetap mencermati yield atraktif sejumlah SUN, pasca seri benchmark 10-tahun kembali sentuh level yield tertinggi sejak seri ini diterbitkan Agustus 2013 lalu. Dengan menggunakan acuan benchmark 10-tahun, FR0070, kembali menyentuh yield atraktif 9,5% pada penutupan Rabu (23/09) lalu. Yield SUN kembali meningkat, seiring sejumlah investor merespon negatif, menurunnya kemampuan Bank Indonesia (BI) menjaga volatilitas rupiah.
BI merilis cadangan devisa hingga pekan ketiga September senilai USD 103 miliar, atau turun USD 2 miliar dibanding Agustus 2015. Selain investor asing, hal serupa juga terjadi pada sektor perbankan.
Kepemilikan sektor perbankan dalam SUN ini relatif stabil di level 30,8%, dalam periode yang sama. Sebagai catatan, investor asing dan sektor perbankan adalah dua pihak yang memiliki porsi terbesar dalam SUN, setelah sektor asuransi dan reksadana.
Adira Finance Kembali Kaji Rilis Obligasi Rp 1 Triliun
EmoticonEmoticon