Jika Anda ingin membeli mobil, tentu Anda sudah tahu jenis mobil apa yang ingin Anda beli. Apakah itu mobil MPV yang dapat mengangkut banyak penumpang, SUV (Sport Utility vehicle) dengan body jeep dan ground clearence yang tinggi atau sedan dengan body elegan dan minimilis.
Mobil yang ingin Anda beli tentu tergantung dengan karakter dan tujuan Anda. Sama juga halnya dalam saham, Anda juga harus mengenal jenis-jenis saham yang ingin Anda beli agar sesuai dengan karakter resiko dan tujuan investasi Anda.
Saham biasa adalah saham dengan kepemilikian paling junior atas hak dan deviden terhadap perusahaan apabila terjadi likuidasi. Pemegang saham biasa berhak atas dividen apabila perusahaan memiliki laba dan juga memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga pemegang saham ini juga bisa mempengaruhi kebijakan dalam proses pengambilan suara (voting), stock split dan memilih dewan direksi perusahaan.
2. Saham preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki hak melebihi saham biasa. Saham preferen adalah gabungan antara obligasi dan saham biasa. Disebut seperti obligasi karena pemegang saham preferen mendapatkan deviden yang tetap sama seperti bunga tapi kepemilikan sahamnya juga mewakili kepemilikan ekuitas sama seperti saham biasa yang tidak memiliki jatuh tempo.
Selain berdasarkan kepemilikan, saham juga dibagi dalam beberapa jenis menurut size perusahaan atau kapitalisasi pasar perusahaan. Saham yang berkapitalisasi besar pada umumnya memiliki likuiditas tinggi sehingga mudah untuk diperjual belikan. Kapitalisasi pasar adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Berikut adalah 3 jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasarnya.
1. Saham Unggulan (Blue Chip-Big Cap)
Saham Bluechip adalah saham-saham perusahaan besar dengan kapitalisasi pasar diatas Rp40 trilliun. Perusahaan ini adalah perusahaan dengan fundamental yang baik, dikelola oleh management yang profesional dan memberikan dividen yang rutin. Saham ini bisa umumnya masuk dalam indeks LQ45 dan deretan saham-saham ini layak untuk dikoleksi sebagai investasi jangka panjang.
Contohnya adalah BBRI, BBCA, ASII, EXCL, WIKA, dan UNVR
2. Saham Lapis Kedua (Second Layer-Medium Cap)
Saham yang size perusahaannya lebih kecil dari perusahaan blue chip dengan kapitalisasi pasar antara Rp 1 Triliun – Rp 40 Triliun. Pergerakan saham ini relatif lebih fluktuatif dan terkadang tidak terlalu likuid. Saham perusahaan second layer adalah saham perusahaan yang sedang berkembang dan biasanya saham perusahaan ini adalah anak usaha dari perusahaan blue chip.
Contoh saham lapis kedua adalah: BSDE, ELSA, PWON, SIMP, CTRS
3. Saham Lapis Ketiga (Third layer-Small Cap)
Saham dengan size sangat kecil yaitu di bawah Rp1 T. Jenis saham ini memiliki likuditas yang sangat minim. Pergerakan saham ini pun tidak banyak mengalami perubahan karena hanya sedikit orang yang memilikinya.
Contohnya adalah TRIM, BRPT, YPAS, INRU
Cermatlah membeli saham, pilih jenis-jenis saham yang cocok dengna karakter resiko Anda. Bagi pemula, pilihlah saham-saham bluechip yang memiliki fundamental kuat. Dengan memahami jenis saham yang Anda miliki maka Anda lebih tenang ketika menyimpan saham ini.
EmoticonEmoticon