Inflasi Menurun Namun BI Rate Diprediksi Tetap |
Badan Pusat
Statistik (BPS) Indonesia mencatatkan inflasi pada Agustus kemarin sebesar
7,18% YoY atau 0,39 MoM. Infasi bulan Agustus kemarin lebih rendah dari bulan
sebelumnya yang tercatat 7,26% YoY dan lebih rendah dari estimasi konsensus
yang memprediksi inflasi akan naik 7,43% YoY. Namun, inflasi inti naik tinggi
hingga 4,92% YoY dibanding 4,86% bulan Juli sebelumnya.
Menurunnya inflasi pada
bulan Agustus kemarin didorong oleh segmen transportasi yang mengalami deflasi
sebesar -0,58% MoM setelah bulan sebelumnya naik tinggi hingga 1,74% MoM.
Kontribusi inflasi terbesar disumbangkan oleh segmen pendidikan dan rekreasi
yang naik hingga 1,72% MoM, dikarenakan dimulainya tahun ajaran baru yang
membuat harga-harga yang berkaitan dengan pendidikan naik tinggi. Adapun harga
bahan pokok makanan mengalami inflasi 0,91% setelah bulan lalu naik signifikan.
Walau inflasi pada bulan Agustus ini telah menunjukkan penurunan, kecil kemungkinan bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur BI bulan September ini. Kami melihat bahwa fokus BI untuk saat ini adalah menyokong stabilitas rupiah yang telah jatuh ke titik terendah selama 17 tahun terakhir.
Bila BI
memangkas suku bunga maka akan membuat nilai rupiah jatuh lebih dalam sedangkan
menaikkan suku bunga akan menyulitkan pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal ke
II telah melambat ke titik terendah selama 6 tahun terakhir. Oleh karena itu,
BI kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga minimal hingga the Fed
memulai rencana pengetatan moneternya. Adapun rupiah kembali melemah, jatuh
0,2% ke level Rp 14.098/USD, membuat rupiah telah melemah dua hari
berturut-turut selama pekan ini.
EmoticonEmoticon