Dampak Bom Sarinah Terhadap Ekonomi Indonesia

Teroris Sarinah

Setelah bertahun-tahun tidak ada serangan terorisme besar di Indonesia, serangkaian ledakan yang terjadi kemarin di daerah Thamrin, salah satu daerah yang paling utama di Jakarta untuk kantor bisnis dan pusat perbelanjaan. Lokasi juga relatif dekat dengan beberapa kedutaan asing serta gedung PBB. Beberapa ledakan menghancurkan Kantor Polisi terdekat serta gerai Starbuck. Berdasarkan laporan media, ada tujuh korban yang mencakup lima penyerang diduga, dengan 20 orang dilaporkan terluka. Berdasarkan laporan media pula, serangan kemarin tersebut terkait dengan aksi terror dari kelompok ISIS.

Tampaknya kemarin ledakan akan menjadi yang pertama bertindak terorisme besar di Indonesia pasca pengeboman di JW Marriot dan Ritz-Carlton Hotel kembali pada tahun 2009, yang mengambil 9 korban dengan lebih dari 50 orang luka-luka. Banyak analist yang percaya bahwa terorisme tidak risiko spesifik untuk Indonesia, dan yang lebih penting, tidak harus menggagalkan peningkatan potensi ekonomi jangka menengah untuk jangka panjang. Dampak dari kejadian ini kemungkinan hanya akan bersifat sementara. 

Akan tetapi pada jangka pendek, bagaimanapun, akan ada dampak negatif untuk beberapa sektor terutama untuk sektor ritel dan transportasi dengan berkurangnya lalu lintas ke pusat perbelanjaan dan restoran. Sektor lain yang terpengaruh adalah Bisnis dan pariwisata, karena jumalah kunjungan ke Indonesia juga akan terpengaruh serta adanya kemungkinan penerbitan travel warning pasca ledakan terjadi.

Perusahaan yang akan terpengaruh antara lain:

  • Mitra Adiperkasa (MAPI) dan Ace Hardware (ACES) karena sebagai besar outlet mereka berada di pusat perbelanjaan
  • Blue Bird (BIRD) karena adanya potensi pelambatan aktivitas dari wisatawan dan sektor pariwisata ke Jakarta
  • dan Garuda Indonesia (GIAA), untuk sektor ini jelas akan berdampak kurangnya pengunjung ke Jakarta / Indonesia. 
  • Sedangkan untuk tingkat yang lebih rendah, bisa juga menjadi sentimen negatif pada beberapa perusahaan properti yang memiliki belanja portofolio mal seperti Agung Podomoro Land (APLN), Pakuwon (PWON) dan Ciputra Development (CTRA)

Dari 7 serangan terorisme sejak tahun 2000, pasar sebagian besar pulih relatif cepat, dan pada kenyataannya terdaftar 9% sampai 19% kembali positif satu bulan pasca insiden tersebut. Banyak analist percaya bahwa Indonesia akan menerapkan kontrol yang ketat dan pasti akan lebih mengintensifkan intelijen untuk meng-counter terorisme dan juga mencegah serangan lebih lanjut untuk memulihkan stabilitas nasional. 

Ledakan kemarin juga akan meredupkan salah satu katalis positif yang paling penting untuk pasar yaitu Bank Indonesia memotong suku bunga sebanyak 25 bps. Penurunan suku bunga tersebut akan berdampak positif untuk pasar, dan itu bisa dilihat sebagai pertanda kebijakan relaksasi lebih dari Bank Indonesia ke depan. Banyak analist percaya akan ada lagi pemotongan 25 bps  selanjutnya di tahun ini. BI masih memprediksi bahwa perekonomian tidak membaik secara signifikan di 4Q15, meskipun berbagai stimulus fiskal dan makro relaksasi kebijakan prudential.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »